Andy Murray Raih Juara Setelah 2,5 Tahun Puasa Gelar
Andy Murray telah kembali. Setelah dua setengah tahun puasa gelar, petenis Inggris itu akhirnya berhasil mengakhiri paceklik di turnamen Eropa Terbuka di Antwerp, Belgia, Minggu 20 Oktober 2019. Gelar ATP ini sekaligus menjadi pembuktian bahwa dia belum habis.
Gelar ini ia raih setelah di partai final mengalahkan Stan Wawrinka dengan tiga set, 3-6, 6-4, 6-4. Capaian luar biasa bagi Murray yang sembilan bula lalu baru menjalani operasi pinggul. Sebab, tak sedikit yang meyakini karier tenisnya telah habis karena cedera ini.
Pada final kali ini ia menunjukkan jika diirnya masih salah satu petenis pria yang terbaik. Meski, mengawali pertandingan dengan canggung dan kalah 3-6 di set pertama, Murray berhasil bangkit di set berikutnya.
Petenis 32 tahun ini membuat Wawrinka kewalahan dan berhasil menutup set kedua dengan skor 6-4. Pada set penentuan, kematangan Murray kembali terlihat. Ia perlahan-lahan mampu mengendalikan permainan dan memaksa Wawrinka banyak melakukan kesalahan. Hasilnya, ia mengakhiri perlawanan Wawrinka dengan skor 6-4.
"Menakjubkan kembali bermain melawan Stan di final seperti ini, dia bermain luar biasa,” kata Murray yang tampak hampir menangis pada akhir pertandingan seperti dikutip dari Metro.
“Saya tidak pernah menduga berada di posisi ini, jadi saya sangat bahagia,” ujar mantan petenis nomor satu dunia itu menambahkan.
Gelar terakhir Murray sebelumnya diraih dalam turnamen di Dubai pada Maret 2017 saat dia masih menempati peringkat puncak dunia.
Gelar ini terasa sangat istimewa bagi Murray. Pasalnya, Januari 2019 lalu ia merasakan sakit luar biasa pada pinggulnya. Ia bahkan tidak bisa memasang kaus kaki sendiri karena ia merasakan sakit yang sangat kuat di bagian itu.
Setelah naik meja operasi, perlahan-lahan Murray kembali. Bahkan, saat ini tak sedikit yang meyakini Murray akan meramaikan pertarungan di turnamen-turnamen ATP, terutama di tahun 2020 mendatang.
Gelar ini mungkin bukan kemenangan yang bergengsi layaknya Grand Slam, tetapi ini akan menjadi salah satu kemenangan paling istimewa dalam karier Murray. Setidaknya, jika melihat bagaimana Murray berjuang melawan rasa sakit yang dipercaya banyak orang akan menghabisi karier tenisnya.