Andy Murray Disarankan Berhenti Atau Terima Konsekwensi Buruk
Andy Murray disarankan berhenti mengayunkan raketnya jika tak ingin mengalami bencana lebih besar. Konsekwensi itu akan ia terima jika memaksakan terus bermain tenis dengan pinggul yang terbuat dari logam.
Adalah praktisi medis spesialis ortopedi, dr. Hannes Rudiger, dari Schulthess Clinic yang berbasis di Zurich yang memperingatkan petenis asal Inggris tersebut. Pasalnya, Murray bisa keracunan kobalt, unsur dalam logam, jika tidak mengindahkan peringatan tersebut.
Menurut Rudiger, jika Murray tetap memaksakan terus tampil, secara periodik itu akan membahayakan bagi kesehatannya. Karena ia mengetahui betul dampak negatif dari prosedur tersebut. Maka itulah, Rudiger pun mendesak pemenang Grand Slam tiga kali ini untuk mempertimbangkan sarannya untuk mengakhiri kariernya di dunia tenis.
"Sejujurnya, saya tidak ingin mengatakan hal seperti itu," kata Rudiger kepada surat kabar Swiss, Blick setelah mengetahui kembalinya Murray seperti dikutip dari Express.
“Bagi saya itu adalah misi yang mustahil untuk mencapai tingkat seperti itu (kembali seperti semula) dengan pinggul buatan. Namun Murray mengambil risiko terlalu tinggi,” katanya.
Rudiger menyebutkan, operasi ini dikenal sebagai 'Birmingham Hip Resurfacing'. Dalam prostesis yang ditanamkan, dua permukaan logam saling bergesekan. Menurutnya, gesekan yang terjadi saat Murray melakukan gerakan berat inilah yang berpotensi menimbulkan bencana besar bagi sang pemain.
“Sepuluh tahun yang lalu, metode ini sudah digunakan di Swiss, dan seringkali dengan konsekuensi bencana,” ujar Rudiger.
Diketahui, Januari lalu Murray menjalani operasi cedera pinggul yang membuatnya absen selama empat bulan. Mantan petenis nomor satu dunia ini pun baru saja sembuh setelah plat besi terpasang di pinggulnya.
Kembali ke lapangan, pada Juni lalu, berpasangan dengan Feliciano Lopez, Murray melakukan comeback gemilang dengan menjuarai nomor ganda di turnamen Queens Club.
Terbaru, Murray berhasil menggondol gelar juara di turnamen Eropa Terbuka di Antwerp, Belgia, Minggu 20 Oktober 2019 setelah mengalahkan Stan Wawrinka 3-6, 6-4, 6-4 di final.
Well, pilihan yang sulit bagi Murray karena ia baru saja menikmati masa comebacknya yang gemilang. Tapi Murray tampaknya patut mempertimbangkan keselamatannya ketimbang terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
Advertisement