Andi Mallarangeng: Ada Tiga Opsi bagi Pak Moeldoko
Partai Demokrat hasil KLB Deli Serdang sudah ditolak oleh Kemenkumham. Bagaimana Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono? Menurut Andi Mallarangeng, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, kita semua harus menghormati keputusan pemerintah ini.
Bagi Pak Moeldoko sendiri, menurut Andi, ada tiga opsi. "Yang pertama, Pak Moeldoko mengundurkan diri dari KLB abal-abal itu, dan kembali fokus pada tugasnya sebagai KSP. Ini adalah exit strategy yang bagus bagi Pak Moeldoko, karena dia bisa mengklaim telah dibohongi bahkan ditipu oleh broker-broker politik. Mereka yang memberi angin surga kepada Pak Moeldoko seakan-akan kalau Pak Moeldoko bersedia jadi Ketua Umum mayoritas kader Demokrat, terutama pemilik suara, yaitu ketua-ketua DPD dan DPC, akan mendukung. Dan nyatanya bohong belaka," katanya.
"Yang kedua, Pak Moeldoko bikin partai baru bersama para pendukung KLB Deli Serdang. Terserah mau kasih nama apa. Kalau opsi ini yang dilakukan, pasti tidak ada lagi kegaduhan. Aman dan damai. Silakan mengurus partai masing-masing. Siapa tahu kita bisa berkoalisi nantinya," tambah Andi Mallarangeng.
"Yang ketiga, tetap berusaha mendongkel kepemimpinan Partai Demokrat yang sah dengan mengajukan gugatan ke PTUN. Kalau ini yang dilakukan, persoalan ini akan berlanjut, memakan waktu lama, dan pasti akan ribut terus. Lagi pula, akan terjadi kelucuan. Karena yang digugat adalah keputusan penolakan dari Menkumham dan yang menggugat adalah Pak Moeldoko, yang juga masih menjabat sebagai KSP. Kesannya, orang pemerintah, dekat dengan Presiden, menggugat koleganya yang juga anggota kabinet. Apa kata dunia?" Tanyanya.
"Kalau pilihan Pak Moeldoko adalah opsi pertama dan kedua, pasti aman dan damai. Tapi kalau opsi ketiga yang dipilih, pasti Pak Moeldoko akan terseret terus sepanjang proses peradilan yang lama. Sementara itu, menjadi pertanyaan, bagaimana dia bisa fokus pada tugas utamanya sebagai Kepala Staf Presiden?"
"Apapun, bola di tangan Pak Moeldoko. Kita lihat saja, opsi mana yang akan dia pilih," kata doktor bidang ilmu politik lulusan Northern Illinois University ini.
Advertisement