Ancaman Serius Perubahan Iklim
Pengantar Redaksi
Tak ada yang tak terpengaruh oleh kejadian dunia. Ekonomi berkembang dipengaruhi banyak faktor. Di antaranya, faktor politik global atau geopolitik. Kondisi perang, karenanya, menjadikan ekonomi dunia mengalami hambatan.
Demikian pula masalah perubahan iklim, menjadi ancaman serius bagi perkembangan ekonomi dunia. Bagaimana kondisi Indonesia? Berikut penjelasan Menteri Keuangan Sri Mulyani:
Selain agenda ekonomi dan politik tahun depan, Indonesia dan dunia sedang menghadapi ancaman serius. Acaman itu adalah climate change (perubahan iklim) yang perlu direspons dari sisi instrumen fiskal.
Kami di Kemenkeu termasuk institusi yang cukup aktif melakukan engagement (terlibat). Juga membantu untuk membangun fondasi-fondasi bagi antisipasi dampak climate change yang luar biasa bagi umat manusia.
Langkah dilakukan Kemenkeu adalah membangun carbon market (pasar karbon). Kemenkeu juga mengenalkan carbon tax (pajak karbon) meskipun dilakukan secara bertahap. Bahkan di dalam negosiasi internasional terus terlibat untuk mendapatkan dukungan global untuk agenda penurunan carbon emission di Indonesia.
Seperti energy transition mechanism (mekanisme transisi energi) yang selama ini sudah diumumkan. Serta sedang membentuk country platform dan membangun blended finance (pendanaan campuran) dalam rangka meningkatkan peran energi terbarukan dan mengendalikan peranan dari energi yang berasal dari fosil fiul.
Sehingga Indonesia bisa tetap tumbuh tinggi namun emisi karbon yang berasal dari energi nya makin menurun atau bisa turunkan. Hal itu semua merupakan area yang masih akan berkembang banyak.
Pekan depan, Indonesia juga akan menghadiri Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) di Dubai, yang salah satunya akan membahas pendanaan untuk agenda keberlanjutan.
Mobilitas pendanaan untuk agenda climate change adalah sesuatu yang luar biasa penting. Indonesia akan terus mempersiapkan berbagai hal di tahun yang disebut sebagai hajatan politik. Kemenkeu akan tetap menjaganya, karena itu adalah siklus demokrasi yang normal dan sudah diatur oleh undang-undang.
Indonesia adalah negara demokrasi yang berarti mekanisme pemilihan umum memang sudah ditetapkan. Itu tidak boleh mengganggu juga berbagai agenda pembangunan dan instrumen APBN yang terus akan menjaga masyarakat dan perekonomian Indonesia.
Ketegangan Global
Kondisi ekonomi global masih menghadapi tantangan yang tidak mudah, mulai dari pelemahan ekonomi China hingga ketegangan geopolitik. Hal ini bukan hanya dirasakan dampaknya bagi Indonesia, melainkan juga 21 negara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) pada pekan lalu mengaku menghadapi tantangan serupa.
Kami menghadiri pertemuan APEC, 21 ekonomi dan negara, di situ menunjukkan tren dampak dari perlemahan ekonomi China yang juga akan menimbulkan pengaruh terhadap seluruh dunia.
Imbas dari ekonomi China tersebut, pemerintah China terus memformulasikan kebijakan internal baik fiskal dan moneter atau yang berhubungan dengan sektor properti dan tingkat utang pemerintah daerahnya.
Di samping itu, geopolitik yang meningkat dan sangat dinamis, di mana perang mudah tersulut dan sulit untuk menyelesaikannya, menyebabkan ekonomi global melemah.
Sejumlah lembaga internasional pun merevisi ke bawah proyeksi ekonomi global 2024. Dana Moneter Internasional (IMF) dan OECD sepakat meramal ekonomi global tahun depan tak lebih dari 3%, yang masing-masing sebesar 2,9% dan 2,7%.
Tren pertumbuhan ekonomi yang melemah dan pada tingkat inflasi serta suku bunga yang masih relatif tinggi akan menahan laju pemulihan ekonomi global.
Meski demikian, OECD dalam laporannya per September, masih menaruh optimisme terhadap ekonomi Indonesia yang mampu tumbuh 5,2 pada 2024 mendatang, sesuai dengan target pemerintah.
Sejalan dengan harl tersebut, meski dibayangi ketidakpastian, pemerintah terus optimistis dan tercermin dari ekonomi Tanah Air yang masih resilien dengan bertahan tumbuh 5,05% sepanjang 2023 hingga September.
Dengan ekonomi Indonesia yang resilien dan merata di seluruh daerah, ini memberikan keuntungan karena Indonesia negara dengan domestic demand sangat tinggi dan itu bisa menjadi buffer bagi gejolak yang terjadi di regional maupun global.
*) Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, penjelasan dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2024, Kamis, 23 November 2023.