Ancaman DBD, Pemkot Surabaya Kerahkan 26 Ribu Kader Kesehatan
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengerahkan petugas dari jajaran Puskesmas dan 26.541 kader kesehatan se-Surabaya. Mereka bertugas memberantas demam berdarah dengue (DBD) yang menjadi ancaman di setiap musim penghujan. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Walikota bernomor 443/12475/436.7.2/2021 kepada kepala organisasi perangkat daerah, camat, lurah, RT/RW, sekolah, tempat ibadah, pengelola mal, dan semua perusahaan di Kota Surabaya.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, upaya ini harus dilakukan bersama karena anncaman DBD ini sangat nyata di setiap musim hujan.
Menurutnya, peningkatan kewaspadaan itu bisa dilakukan dengan cara PSN 3M Plus yakni pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras dan menyikat bersih bak mandi atau kolam air minimal satu minggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, tandon, drum air dan lainnya untuk mencegah adanya jentik atau telur nyamuk.
Selain itu, lanjut Eri Cahyadi, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, plus menghindari gigitan nyamuk dengan cara memakai anti nyamuk atau memakai kelambu, memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman anti nyamuk, mengganti air vas bunga, dan tempat minum burung.
“Saya juga minta untuk melaksanakan Gerakan 1 Rumah/Gedung 1 Jumantik (G1R1J) dengan melibatkan kader kesehatan atau karyawan institusi untuk memantau dan memastikan tidak ada jentik di lingkungan masing-masing, termasuk lapangan atau tanah kosong dan fasilitas umum lainnya,” tegas mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.
Selain itu, alumnus ITS itu juga meminta untuk mengaktifkan kegiatan sosialisasi dan penguatan tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), baik di rumah maupun di lingkungan sekitar, pentingnya pelaksanaan PSN 3M Plus secara rutin dan terus-menerus untuk memutus rantai penularan DBD.
“Tolong segera membawa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya apabila ada keluarga atau masyarakat yang menunjukkan gejala DBD, dan melaporkan ke puskesmas terdekat untuk dilakukan Penyelidikan epidemiologi. Saya juga meminta warga untuk membantu kelancaran kegiatan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan fokus apabila ada kasus DBD di suatu wilayah,” tegas Eri Cahyadi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr Febria Rachmanita mengatakan dalam rangka pencegahan DBD ini, pihaknya melibatkan semua stakeholder atau lintas sektor di tiap wilayah, mulai dari unsur kecamatan, kelurahan, RT, RW, Babinkamtibmas, Babinsa, puskesmas dan juga para kader yang tersebar di berbagai penjuru Surabaya.
“Jumlah petugas puskesmas yang diturunkan sesuai dengan jumlah penanggung jawab PSN di wilayah binaan yang ada di setiap kelurahan, rata rata 2-3 orang per RW di bantu RT/RW setempat. Selain itu, kami melibatkan sebanyak 26.541 kader kesehatan untuk bergerak hingga ke rumah-rumah warga. Melalui cara ini semoga DBD di Surabaya bisa ditekan,” jelas Kadinkes yang akrab disapa Feni itu.