Ancam Pecat Kader Mbelot di Pilwali, Hasto: Seno Tak Ber-KTA
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengaku akan langsung memberikan ancaman serius berupa pemecatan bagi siapa pun kader PDI Perjuangan yang tak mau melaksanakan perintah partai dan tak menerima rekomendasi DPP PDIP, termasuk di Pilwali Surabaya.
Menurut Hasto, siapa pun kader PDIP di Surabaya yang bergerak untuk memenangkan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya selain Eri Cahyadi-Armuji akan langsung dipecat oleh DPP PDI Perjuangan.
“Jadi tidak ada kader PDI Perjuangan di Surabaya yang membelot dari tugas partai. Jelas, kalau ada yang membelot langsung kami pecat. Kalau ada anggota partai yang memberikan dukungan kepada pihak lain, langsung kami berikan sanksi pemecatan,” kata Hasto.
Hal itu juga menurut Hasto berlaku pula pada anak Almarhum Soetjipto, Sekjen PDIP 2000-2005, Jagad Hariseno. Menurutnya, jika ada kader partai yang tercatat dengan KTA lalu mendukung lawan, maka akan dipecat. Namun sayangnya menurut Hasto, Seno bukanlah kader PDIP.
“Tidak ada KTA,” kata Hasto merujuk sosok Seno, putra Soetjipto yang memilih mendukung pasangan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno.
Sementara itu, terkait dengan adanya gerakan relawan-relawan yang menamai dirinya Banteng Ketaton dan lainnya, serta mengatasnamakan barisan PDIP, Hasto mengaku bahwa hal itu sama sekali tidak akan memengaruhi kebaikan kader-kader PDIP selama ini dalam memimpin Kota Surabaya.
Bahkan ia mengibaratkan adanya gerakan itu seperti halnya zaman kolonial dengan konsep Devide et Impera atau Politik Pecah Belah. Namun baginya, Kota Surabaya ini tak bisa dimasuki dengan konsep perang seperti itu.
Menurutnya, masyarakat Surabaya tak akan memperhatikan hal-hal yang memecah belah seperti itu. Baginya rakyat Surabaya akan bergerak karena keyakinan pada kebaikan, keyakinan pada kebenaran, dan keyakinan kepada masa depan Surabaya dan Indonesia yang lebih baik.
“Kita tahu Surabaya dari dulu kepahlawanannya sudah kuat. Adanya pihak-pihak yang mau memecah belah antara rakyat dan kami itu sudah tidak bisa. Kita tahu surabaya tidak bisa dibegitukan. Rakyat akan lebih memihak ke kebaikan yang sudah dilakukan selama ini,” katanya.