Bupati Banyuwangi Bawa Smart Kampung di Forum Asia
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas didaulat menjadi pembicara dalam forum webinar Smart City International. Forum diskusi tingkat Asia ini diikuti sejumlah kepala daerah dan ahli kesehatan dari beberapa negara Asia. Webinar ini digelar Councils of Asian Liberals and Democrats (CALD) yang berbasis di Filipina, Jumat, 30 Oktober 2020.
Bupati Anas menjadi pembicara mewakili Indonesia bersama sejumlah narasumber lain sepeti Deputy Director-General Taiwan Centers for Disease Control, Yi-Chun Lo; Chief Director/Advisor Smart City National Strategic Program Korean Smart Cities Special Committe, Dae Yeon Cho; Walikota Roxas City, Filipina, Ronnie T. Davidas
"Seminar CALD ini untuk membahas bagaimana kita dapat menata kembali smart cities serta peluang apa yang dapat ditawarkan dalam menghadapi pandemi. Praktek-praktek baik kita bahas bersama di forum tersebut," katanya, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Beberapa hal menjadi pembahasan dalam webinar tersebut. Mulai bagaimana respons daerah menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi akibat Covid-19, teknologi untuk mempermudah penanganan Covid-19, hingga peran pemerintah daerah melakukan perencanaan ulang daerahnya pasca pandemi Covid-19. "Tentunya pemanfaatan teknologi-lah yang memungkinkan penanganan Covid-19 bisa dilakukan secara lebih baik. Kami terus bekerja ke arah tersebut," jelasnya.
Bupati Anas pun menyampaikan pengembangan sistem Smart Kampung Banyuwangi dalam menghadapi pandemi Covid-19. Sebuah sistem smart city yang diusung oleh Banyuwangi. Lewat Smart Kampung, problem sosial akibat Covid 19 berusaha dipecahkan Banyuwangi dengan program Pendataan Bantuan Sosial bagi Warga.
“Program Smart Kampung sangat membantu dalam hal pendataan bantuan sosial, meski memang harus diakui masih ada 1-2 case skala kecil yang wajar terjadi di tengah shock datangnya pandemi ini,” ujar Anas.
Banyuwangi juga membuka pelaporan online bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak pandemi Covid-19. Sistem pelaporan ini terintegrasi dengan sistem Smart Kampung. Sistem pelaporan ini digunakan untuk menampung warga yang belum terdaftar di skema jaring pengaman sosial, baik dari pemerintah pusat, Provinsi maupun Kabupaten. Selain itu, warga bisa mengecek para penerima bansos dari pusat, provinsi, maupun kabupaten.
"Dalam pelaporan bansos online tersebut ada dua fitur Pelaporan warga, yang belum menerima bantuan dan pengecekan penerima bansos. Basisnya adalah nomor induk kependudukan (NIK) yang kami silangkan dengan Smart Kampung yang telah mempunyai basis data lengkap semua penerima bantuan. Jadi tidak ada data ganda,” ujarnya.
Selain itu, pada sistem Smart Kampung juga disediakan data Rumah Isolasi yang bisa digunakan setiap warga. Warga tinggal memilih rumah isolasi terdekat.
Dalam forum itu, Anas menyampaikan, pihaknya terus membenahi skenario new normal pariwisata. Pariwisata sendiri menjadi salah satu penggerak ekonomi di Banyuwangi. Mulai dari sertifikasi protokol kesehatan hingga penggunaan teknologi untuk mendukung protokol. Sertifikasi dilakukan ke destinasi wisata, hotel, homestay, kafe, restoran, warung rakyat untuk mengecek protokol kesehatannya.
Sertifikasi terhadap warung rakyat ini dilakukan untuk memberi jaminan keamanan, kesehatan dan keselamatan bagi semua yang terlibat di sektor ini. Yang sudah baik, diberi sertifikat, ditempelkan di lokasi dan ditampilkan di aplikasi sehingga mudah dicari wisatawan.
"Tapi dievaluasi berkala, jika melanggar, sertifikatnya dicabut. Juga ada pengaturan kapasitas jumlah pengunjung," tegasnya.