Anas Berbagi Keberhasilan Banyuwangi di Diskusi Panel Lemhanas
Keberhasilan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam membangun Banyuwangi membuatnya didapuk menjadi narasumber dalam diskusi panel online yang digelar Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI, Senin, 26 Oktober 2020.
Pesertanya, puluhan bupati, wakil bupati, walikota dan wakil walikota serta pimpinan DPRD yang sedang mengikuti Program Pemantapan Pimpinan Daerah (P3DA) Angkatan XI 2020 Lemhanas.
Diskusi panel ini mengambil tema Sistem Manajemen Nasional. Selain Bupati Anas, juga dihadirkan narasumber Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Tenaga Profesional Bidang Sistem Menejemen Nasional Lemhanas Marsda TNI (Purn.) Yoyok Yekti Setiyono meminta para peserta mengadopsi berbagai prestasi yang berhasil diraih Banyuwangi.
Menurutnya, Banyuwangi selalu menghadirkan beragam inovasi di daerahnya. Dia berharap, dengan dihadirkannya Anas di forum itu, para peserta bisa terinspirasi hal yang sama.
“Dan inovasi yang dilakukan Banyuwangi tidak hanya dilakukan di tataran atas, namun Bupati Anas berhasil menginternalisasi semangat inovasi di kalangan OPD (organisasi perangkat daerah) dan diikuti oleh stake holder dan warganya,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Anas sharing berbagai inovasi yang dilakukan Pemkab Banyuwangi. Mulai dari Smart Kampung, Mal Pelayanan Publik, termasuk mengatasi kendala dalam melakukan eksekusi kebijakan di daerah.
“Sebenarnya yang dialami semua kepala daerah sama, terkait keterbatasan anggaran, keterbatasan SDM, hingga keterbatasan waktu. Untuk itu, setiap pemimpin harus membuat prioritas program yang harus dilakukan terlebih dahulu,” kata Anas.
Selain itu, berbagai hambatan harus segera dicarikan solusinya. Anas mencontohkan kendala geografis Banyuwangi yang menyebabkan jarak antar Desa ke pusat kota yang memakan waktu.
Hal ini diatasi dengan program Smart Kampung. Sebanyak 189 Desa yang ada di Banyuwangi saat ini telah dialiri fiber optik untuk membuka akses ke dunia luar.
"Desa sudah diberi sejumlah kewenangan untuk melakukan pengurusan surat administrasi warga. Ini sangat memudahkan warga, sehingga smart kampung bukan hanya smart teknologinya, tapi juga smart terkait layanan-layanan lainnya,” katanya.
Terkait kemiskinan, menurut Anas ada beberapa strategi yang dikerjakan. Banyuwangi membuat peta digital untuk memetakan program apa saja yang sudah diterima warga. Bahkan datanya sudah by name by addres.
“Dari sini, program akan semakin tepat sasaran, dan kami bisa mengukur efektivitas program yang sudah dikerjakan,” ungkapnya.
Cara Banyuwangi mengolah data digital ini sangat membantu daerah dalam proses penyaluran bantuan sosial di masa pandemi covid-19 salah satunya. Lewat program Smart Kampung, pemkab bisa memetakan mana warga yang berhak namun belum mendapat bansos.
“Berkat program ini, Kabupaten Banyuwangi meraih penghargaan Indonesia Smart Nation Award (ISNA) 2020, kategori Smart Society berupa inovasi penggunaan TIK dalam penanganan dampak sosial covid 19. Inovasi tersebut adalah Cek Bantuan Sosial (Bansos) dalam Penanganan Covid 19,” pungkasnya.