Anak Zayn Malik Dibekali Pengetahuan untuk Lawan Islamofobia
Gigi Hadid dan Zayn Malik dibesarkan dari lingkungan yang beragam dalam agama serta budaya. Kini mereka pun ingin membekali anak semata wayangnya, Khai, dengan pemahaman beragam tentang agama. Termasuk bekal untuk melawan Islamofobia yang dialami orangtuanya ketika kecil.
"Saya dulu diizinkan untuk belajar agama apapun. Saya rasa bagus mengambil berbagai kepingan agama yang berbeda, dan mungkin itu yang akan kami lakukan," kata Hadid, pada Vogue, Kamis, 4 Februari 2021.
"Memberi kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi perbedaaan adalah hal yang baik," lanjutnya, dilansir dari the Insider.
Hadid melanjutkan, jika anaknya yang kini berusia empat bulan, nantinya akan siap menghadapi Islamofobia. Hal yang dialami Gigi Hadid dan saudaranya, ketika kecil. "Ketika duduk di bangku TK, seorang berkata kepada kakak saya. "Ayahmu teroris", karena waktu itu pasca 11 September," lanjutnya.
Sehingga ia ingin anaknya paham tentang latar belakang leluhur mereka, sekaligus menyiapkan agar Khai memiliki pemahaman ketika suatu saat menerima tindakan Islamofobia. "Jika seseorang mengatakan hal seperti itu kepadanya nanti, kami ingin memberikanya alat untuk memahami, mengapa yang lain melakukan hal itu, dan mengapa itu bisa muncul."
Diketahui, model berusia 25 tahun ini tumbuh dalam keluarga yang menjalani dua agama berbeda. Ayahnya, Mohamed Hadid adalah seorang Muslim, dan ibunya, Yolanda Hadid, adalah umat Kristen. Sehingga keluarganya dekat dengan keberagaman agama ddan budaya.
Hal lain untuk mendekatkan anaknya pada keberagaman agama dan budaya, adalah dengan panggilan yang beragam di keluarganya.
Ia mengenalkan Khai untuk memanggil ayah dari Gigi Hadid dengan Jido, atau kakek dalam bahasa Arab. Dan Yolanda akan dipanggil Oma, atau nenek dalam bahasa Belanda.
Sedangkan ayah Zayn Malik yang berdarah Inggris-Pakistan, akan dipanggil Abu, yang berarti Ayah dalam bahasa Urdu. Khai juga akan memanggil ibu Zyain Malik dengan Nini, yang berasal dari Nana, panggilan untuk nenek di bahasa Inggris.
Sebelumnya, hal serupa juga disampaikan oleh Zayn Malik. Personel yang mengaku jika dirinya tak lagi seorang Muslim, pada British Vogue di tahun 2018 itu, tetap bangga pernah beragama Islam dan akan tetap membawa ajaran dari agama tersebut bersamanya.
"Saya percaya, apa pun agama seseorang, itu adalah antara dia dan apapun yang mereka praktikkan. Saya percaya, jika kamu adalah orang yang baiik, maka semua akan benar bagimu," katanya. (Ins)