Anak Penyandang Autis Bisa Dibina dengan Cara yang Tepat
Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan serius yang mengganggu kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi pada seseorang. Gangguan bisa mempengaruhi sistem saraf jika tidak segera ditangani dengan tepat.
Iis Hendro Gunawan, S.H, M.M, Ketua DPD Perempuan Indonesia Maju Jawa Timur menyampaikan hal tersebut saat road to Walk for Autism, Senin 1 April 2024 petang, di Kantor Inspektorat Jalan Raya Juanda, Sidoarjo.
“Kondisi autis atau disabilitas itu tidak permanen. Dengan management yang baik anak-anak ini bisa mencapai level yang baik pula,” tuturnya kepada Ngopibareng.id.
Walk For Autism 2024 akan digelar di Kota Batu, hari ini , Selasa 2 April 2024. Acara tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi kepada orang tua dan lingkungan bagaimana cara membina anak-anak dengan gangguan autis sesuai dengan kendalanya masing-masing, terutama bagi pasangan orang tua muda.
“Autis baru terdeteksi ketika ada kendala di tumbuh kembang mereka. Nah, itu kita bantu dengan deteksi dini, kita ajarkan mereka untuk mengetahui apakah sebenarnya anak-anak mereka ada gangguan tumbuh kembang atau tidak,” imbuhnya.
Iis melanjutkan, autis tidak bisa diketahui atau dideteksi sejak dini ketika masih dalam kandungan. Indikasi biasanya disebabkan karena air ketuban mengandung banyak protein. Tapi hal tersebut tidak bisa dipastikan juga.
“Deteksi sejak lahir pun juga tidak bisa. Setelah mereka punya perilaku yang menyimpang seperti maladaptasi, minat terbatas, itu baru bisa kita ketahui bahwa anak ini ternyata ada gangguan autism,” terangnya.
Iis juga menambahkan, anak-anak ini adalah aset bangsa, mereka akan menggantikan ketika orang tuanya sudah tidak bekerja. “Minimal mereka mempunyai kualitas sama dengan orang tuanya atau kalau bisa lebih dari itu,” tutupnya.
Walk For Autism 2024 bekerja sama dengan Malang Autism Center, Wismilak, dan Perempuan Indonesia Maju serta Dharma Wanita Persatuan Inspektorat. Giat tersebut diisi dengan berbagai macam kegiatan seperti lomba melukis tong sampah dan melukis topi, demo pengecatan bidang, dan penampilan prestasi dari anak penyandang autis.
Advertisement