Anak Pedagang Nasi Pecel di Kediri Lulus Tes Polisi Rangking Dua
Orang tua mana yang tidak gembira hatinya dan merasa bangga, begitu mengetahui putranya diterima menjadi seorang anggota Polri.
Kisah bahagia ini diungkapkan oleh pasangan suami istri Suwadi dan Siti Solekha, warga Lingkungan Rejo Mulyo RT 02/RW 03 Kecamatan Kota Kediri.
Kesehariannya pasangan suami istri berusia 52 tahun tersebut berjualan nasi pecel tumpang di rumahnya.
Usaha rintisan kuliner itu sudah dijalaninya selama 10 tahun. Suwadi dan istrinya bersyukur, putra bungsunya bernama Achmad Ridho Astika diterima menjadi polisi.
"Sebagai orang tua sangat mendukung secara moral. Kita bimbing dan kita arahkan. Kalau secara materi ya sekuatnya kita, Mas," terang Suwadi yang juga bekerja serabutan.
Suwadi selalu berpikir positif ketika putranya mengikuti seleksi penerimaan anggota Polri. Selama ini, ia menilai Achmad Ridho Astika memiliki tekad yang kuat untuk menggapai cita-citanya.
"Niatan itu terlihat ketika anak saya naik kelas 3 SMA. Ia mulai rajin latihan lari dan berenang. Kalau dulu saat SMP dia suka olahraga sepak bola," ceritanya.
Suwadi deg-degan ketika datang ke Polres Kediri Kota untuk melihat pengumuman tes anaknya. "Saya gemetaran, Mas. Semua wali murid yang ikut saya lihat ada yang menangis karena tidak lolos. Putra saya ini nilai tes jasmaninya bagus dari 60 peserta, anak saya rangking dua dapat nilai 85," ucapnya bangga.
Suwadi pernah bernazar, jika putranya lolos test diterima menjadi anggota Polri, pelanggan yang datang ke warung bebas makan dan minum gratis selama satu hari. Selain itu, ia juga menggelar tasyakuran sebagai wujud syukur dengan mengundang tetangga sekitar rumahnya.
Setelah pengumuman lolos diterima menjadi anggota Polri, Achmad Ridho Astika akan menjalani pendidikan Sekolah Polisi Negara (SPN) di Mojokerto gelombang satu tahun 2024. Ia akan menjalani pendidikan kurang lebih selama enam bulan.
"Anak saya itu nggak pernah menyusahkan orang tua, wong dia itu dulu pernah berjualan ayam goreng di tepi jalan depan rumah. Ia berjualan ketika pandemi COVID-19, saat itu kan sekolah terpaksa harus diliburkan. Dia nggak mau menganggur akhirnya berjualan, anak saya itu orangnya selalu semangat," kenang Suwandi.
Ia pun menitipkan pesan, saat sudah berdinas nanti putranya harus menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak boleh sombong dan angkuh. "Biasa-biasa saja seperti pribadi yang sekarang ini, dan selalu berhati hati dalam setiap melangkah," harap bapak dua anak tersebut.