Anak Muda Enggan Jadi Guru, Ini Alasannya
Guru merupakan profesi yang mulia. Dari jerih payahnya mengajar akan lahir sosok-sosok penerus bangsa. Namun faktanya, anak muda "jaman now" mulai enggan menjadi seorang guru.
Fakta ini berdasarkan survei yang dilakukannya Kampus Guru Cikal (KGC) di media sosial. Hasilnya, mayoritas guru usia 25-34 tahun secara tidak sengaja menggeluti profesi tersebut.
Guna mengubah mindset anak muda yang mulai enggan menjadi guru, Kampus Guru Cikal (KGC) menggelar talkshow bertajuk “Kerennya Anak Muda yang Berprofesi jadi Guru”. Talkshow ini digelar secara daring, pada Rabu, 9 Februari 2022 malam.
Dalam talkshow tersebut, Elisabet Indah Susanti, ketua KGC mengungkapkan, beberapa alasan yang melatarbelakangi keengganan anak muda bercita-cita menjadi guru.
“Yang pertama, kecilnya gaji, dipandang tidak keren karena bukan kerja kantoran, hingga ketidakpercayaan diri untuk tampil di depan kelas, bahkan tidak adanya dukungan dari orang tua," ungkap Susan, sapaan akrabnya.
Menanggapi realita itu, Elia Yovan, seorang guru muda yang aktif mengajar di salah satu sekolah mengemukakan kenapa anak muda harus menjadi guru.
"Profesi guru sebenarnya adalah profesi yang keren. Keren dalam arti layak dicontoh dan menginspirasi,” jelasnya.
Yovan, sapaan akrabnya, mengungkapkan seorang guru membutuhkan beragam keterampilan khusus seperti manajemen manusia, manajemen perilaku, psikologi, perencanaan keuangan, event organizer, konseling, dan entertainment.
Yovan juga mengatakan bahwa seorang guru harus bisa memimpin. Pasalnya, kata “educere” yang merupakan kata asal “educate” sendiri berarti “memimpin keluar” sehingga guru adalah seorang yang memimpin keluar anak dari kebodohan.
Menurut Yovan, kompleksitas keahlian yang dibutuhkan tersebut, tidak semua orang bisa menjadi guru melainkan hanya bagi mereka yang terpanggil.
“Jika seseorang tidak benar-benar terjangkar hatinya pada senyum anak-anak dan harapan akan masa depan anak didiknya yang lebih baik, maka menjadi guru adalah salah satu pilihan profesi yang konyol dan tidak masuk akal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yovan mengatakan, meskipun guru bukan pekerjaan bergaji tinggi namun adalah profesi yang aman karena tidak bisa tergantikan oleh teknologi. Dunia tetap membutuhkan kita sampai kapan pun.
Oleh karenanya, Yovan sangat mendukung anak muda untuk bercita-cita menjadi guru. Salah satu caranya bisa dilakukan dengan mengikuti program yang dibesut oleh KGC bersama Karier.mu yakni Ayo Jadi Guru.
"Ayo Jadi Guru merupakan program yang membuka kesempatan bagi mahasiswa, fresh graduate, maupun guru muda, dari berbagai latar belakang pendidikan untuk mempersiapkan diri menjadi guru yang memiliki pengetahuan profesional, praktik pembelajaran profesional, mampu terus mengembangkan profesinya," terangnya.
Nantinya, peserta Ayo Jadi Guru akan mendapatkan pembekalan guru dan pedagogi berdasarkan prinsip merdeka belajar, kesempatan magang, hingga penempatan kerja di sekolah mitra KGC.
Susan berharap melalui program Ayo Jadi Guru anak muda tidak lagi menganggap bahwa guru adalah profesi yang tidak menjanjikan di masa depan. Bahkan sebenarnya, di abad 21 guru memiliki tuntutan berbagai peran dan kompetensi profesional untuk memfasilitasi proses belajar murid-muridnya.
Susan menambahkan, guru profesional juga harus mampu membuat perencanaan ke depan, tetap terbuka untuk ide-ide baru dan terus belajar, menghargai keragaman, dan membuat materi pelajaran yang rumit menjadi menarik dan dapat dipahami oleh siswa.
“Inilah kenapa anak muda yang keren memilih untuk menjadi guru profesional,” tandasnya.