Anak Mantan Wakil Bupati Jual Ginjal
Biasanya mantan pejabat ialah orang-orang yang cukup dari segi materi atau mempunya harta simpanan. Tetapi, curhatan Reza Adiwilaga, anak pertama mantan Wakil Bupati Sukabumi Ahmad Jajuli cukup mengejutkan.
Reza mengaku siap menjual ginjalnya untuk mendapatkan uang demi pengobatan ibunya, Nita Suryati Jajuli (48). Ia tidak ingin kehilangan lagi orangtuanya setelah ayahnya meninggal pada Januari 2017 silam.
Ahmad Jajuli menghembuskan nafas terakhir di RS Cahya Kawaluyan (RSCK), Kota Baru Parahyangan Padalarang, Bandung, akibat penyakit diabetes dan asam lambung yang dideritanya.
Saat ini, istri mendiang Ahmad Jajuli juga tengah dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSCK. Kondisinya drop. Tekanan darah 60/40. Detak jantung berlebihan sampai 180 heartrate.
Niat Reza menjual ginjal dia tuliskan di status media sosial miliknya, @Reza Adiwilaga, Rabu (2/5/2018). Berikut isi status yang dibuat Reza:
“Bismillahirrahmanirrahim...
Asalamualaikum Wr.wb.
Dengan segala kerendahan hati. Kepada rekan2 semua saya Mohon keikhlasannya untuk mendoakan kesembuhan ibunda tercinta yaitu ibu Nita Suryati Jajuli, yang saat ini memasuki hari ke 3 perawatan intensif di ICU Rumah Sakit Cahya Kawaluyan Bandung, dalam keadaan yg menurut dokter bisa dikategorikan kritis. Barangkali ada diantara saudaraku yang membutuhkan Ginjal, saya siap mendonorkan demi mencukupi biaya perawatan orang Tua saya, mungkin cuma ini yg dapat saya lakukan agar tidak kehilangan orang tua yang keduakalinya. Yaa Allah berilah mamah kesembuhan, engkau Zat yang maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, Amien yaa rabbal'alamin
Apabila ada dari saudara yg membutuhkan ginjal silahkan hubungi contact wa sy di nmr 087852008080.
Terimakasih atas perhatiannya. Wassalam.”
Reza mencantumkan nomor telepon miliknya di dalam status, selain itu dia juga memposting foto sang ibu yang terbaring sakit.
Sungguh menyentuh. Tapi orang tentu akan berpikir, mantan wakil bupati termasuk mantan pejabat yang biasanya tidak kekurangan uang. Lalu mengapa anaknya sampai berniat menjual ginjal?
Reza mengungkapkan, mulanya sang ibu menderita penyakit rematik yang memang harus mendapat perawatan medis dua bulan sekali. Sedangkan dalam enam bulan belakangan ini, ibunya mengonsumsi jamu pegal linu berbentuk pil.
Obat tradisional tersebut memang membuat nyaman tapi mengakibatkan efek samping, yakni infeksi pada kaki kiri seperti bisul.
Dokter menyatakan bahwa kandungan dalam jamu tersebut mengandung senyawa steroid yang sangat membahayakan dan bisa merusak fungsi organ dalam tubuh.
“Karena pertumbuhan virusnya cukup cepat dan hasil analisis dokter bagian kaki yang kena infeksi harus dioperasi. Akibat dari infeksi itu ada beberapa gangguan fungsi organ seperti jantung, paru-paru dan ginjal,” ungkap Reza.
Diliputi kekalutan, Reza juga bingung memikirkan biaya pengobatan. Sebagai anak paling tua, dia memikul tanggung jawab terbesar. Apalagi, kedua adiknya masih kuliah dan bersekolah tingkat SMP. Sementara Reza belum memiliki pekerjaan tetap.
“Untuk kebutuhan sehari-hari, selama ini mama mengandalkan uang pensiun papa. Saya sendiri punya keterbatasan. Saya kerja freelance,” kata putra dari Wakil Bupati Sukabumi periode 2010-2015 itu.
Untuk biaya pengobatan ibunya, uang pensiun bapaknya tidak mencukupi. Reza menyebutkan, biaya pengobatan ibunya sudah mencapai Rp 50 juta.
Pria 27 tahun ini mengaku pengobatan ibundanya tidak tercover BPJS, karena ada beberapa obat yang memang tidak masuk dalam jaminan.
“Ada beberapa obat ibu yang tidak diproduksi di Indonesia. Satu hari saja sudah Rp 22 juta. Sampai saat ini ada Rp 50-an juta lebih. Ini untuk obat saja,” beber Reza.
Menimbang kebutuhan biaya untuk pengobatan dan perawatan ibunya sampai pulih, Reza menaksir perlu dana yang besar. Demi memenuhinya, isa pun terpikir untuk mendonorkan ginjal. Ide itu lantas dituangkan pada media sosial.
“Saya pikir, kalau mama sembuh juga pasti perlu banyak biaya untuk perawatan. Ya, untuk saat ini saya hanya mampu menutupinya dengan menjual ginjal. Apapun akan saya lakukan demi mama, saya ikhlas,” kata Reza, yang mengaku trauma karena ayahnya meninggal dunia di RSCK.
Tak disangka, tulisan status Reza di media sosial itu menjadi viral dan pemberitaan. Meski tak bermaksud mencari belas kasihan, banyak orang yang tergerak untuk membantu, termasuk dari Pemkab Sukabumi. Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono beserta isteri, Nursriawati selaku pengurus Perwosi Kabupaten Sukabumi, kata Reza, sudah menengok ibunya. (*)