Anak Mantan Ditaktor Jadi Presiden dan Wapres Filipina
Ferdinand Marcos Jr unggul dalam pemilihan Presiden Filipina. Putra diktator yang juga mantan presiden Ferdinand Marcos Sr. itu memenangkan pemilu dengan suara telak. Bongbong, sapaan akrab Marcos Jr, berpasangan dengan Sara Duterte-Carpio, anak dari Rodrigo Roa Duterte yang menjabat sebagai presiden saat ini.
Pasangan Ferdinand Marcos Jr dan Sara Duterte-Carpio mengalahkan Leni Robredo, yang menjabat sebagai Wakil Presiden Filipina saat ini. Ia dikenal sebagai pengacara pembela hak asasi manusia (HAM).
Marcos Jr sendiri merupakan sosok dengan sejarah keluarga yang kontroversial. Dia adalah putra seorang diktator yang terlibat dalam korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia, dan digulingkan setelah dua dekade berkuasa di salah satu negara Asia Tenggara itu.
Bongbong dan Sara akan menjabat pada Juni mendatang.
Ferdinand Romualdez Marcos Jr.
Pria kelahiran 13 September 1957 dan kini berusia 64 ini adalah satu-satunya putra Ferdinand Marcos, yang memerintah Filipina dari tahun 1965 hingga 1986. Menjadi keturunan sosok politikus kelas berat memiliki keuntungannya sendiri. Di usia 20-an, Bongbong sudah menjabat sebagai Gubernur Provinsi Ilocos Norte, wilayah asal mereka yang berada sekitar 440 kilometer (273 mil) utara Manila.
Setelah kabur ke Amerika Serikat (AS) dan kembali ke Filipina pada tahun 1991 setelah kematian ayahnya, Marcos mengalami nasib politik yang beragam. Dia memenangkan kursi kongres, dan menjadi gubernur lagi, tetapi kalah dalam upaya pertamanya untuk posisi terpilih secara nasional, yakni perlombaan 1995 untuk Senat, sebelum memenangkan kursi pada 2010.
Pada 2016, ia kalah tipis dalam pencalonannya untuk wakil presiden dari Leni Robredo, saingan utamanya dalam pemilihan presiden yang baru saja selesai, kemudian tidak berhasil memprotes hasilnya.
Latar belakangnya sendiri cukup kontroversial. Profil Senatnya awalnya menyatakan bahwa ia memiliki gelar Oxford dalam bidang filsafat, politik, dan ekonomi. Kritikus mengatakan dia memiliki diploma khusus yang tidak sesuai dengan gelar yang sebenarnya.
Pada Oktober lalu, pihak Universitas Oxford mengatakan bahwa Marcos tidak menyelesaikan gelarnya. Sejak itu situs web mengenai datanya telah diubah.
Sara Duterte-Carpio
Sumber media massa mengungkapkan bahwa Sara Duterte-Carpio berlatar belakang seorang pengacara yang sempat menjabat Walikota Davao. Sama seperti ayahnya, perempuan kelahiran 31 Mei 1978 itu memang dilatih sebagai pengacara sebelum memasuki politik pada 2007, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Pada 2010, ia menggantikan Duterte untuk menjadi walikota wanita pertama di Davao, kota berpenduduk lebih dari 1,6 juta orang 1.000 km (600 mil) dari ibu kota Manila. Ia menggantikan ayahnya yang menjabat sebagai walikota selama lebih dari dua dekade.
Soal perjalanan ke kursi wakil presiden, perempuan yang kini berusia 43 tahun itu didukung Partai Lakas-CMD dan berbekal pendidikan dari San Sebastian College - Recoletos (2005), San Pedro College (1999) dan San Beda University.
Media Filipina memberikan julukan bagi Sara yaitu "the slugger". Julukan itu adalah semacam pengakuan bahwa dia sama bersemangat, keras kepala, dan kontroversial seperti ayahnya.