Anak Hiperaktif dan Sulit Fokus, Ini Solusinya Menurut Pakar ABK
Kondisi psikologis sangat berpengaruh pada tahap tumbuh kembang anak. Oleh karenanya diperlukan peran orang tua untuk memahami kondisi psikologis sang buah hati.
Namun ada beberapa anak yang memiliki kondisi psikologis tertentu. Salah satunya Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), adalah gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktivitas (GPPH).
Kondisi kronis yang menyebabkan kesulitan fokus, hiperaktif, dan impulsif. Sehingga anak-anak lebih aktif bergerak. ADHD sering kali dimulai pada masa anak dan bisa bertahan hingga dewasa.
Seorang praktisi anak berkebutuhan khusus (ABK) di Sidoarjo, Irma Gayatri,43, menjelaskan, ADHD dapat menyebabkan rendah diri, hubungan bermasalah, kendala di lingkungan, dan kesulitan di sekolah atau dalam pekerjaan. Ia mengatakan hal apa yang harus segera dilakukan para orang tua jika buah hatinya di diagnosa pengidap ADHD.
"Jika mengetahui anak aktif, impulsif, hiperaktif atau in attention yang muncul di rumah, di sekolah atau di tempat lain, orang tua harus lebih peka untuk segera bawa ke psikolog atau dokter tumbuh kembang," ucap Irma Senin, 9 Oktober 2023. Usai memberikan pembekalan di Yayasan ABK Madisda Sidoarjo.
Masih dikatakan Irma, orang tua diharapkan untuk tidak ragu berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog atau dokter tumbuh kembang anak. Hal tersebut bertujuan memastikan hasil diagnosa anak sehingga dapat diberikan terapi yang sesuai kebutuhan.
Langkah selanjutnya, lanjut Irma, setelah di assessment dapat dilakukan terapi sesuai kebutuhan anak. Misal terapi sederhana dengan membuat jadwal kegiatan di rumah.
"Hal ini agar mereka tidak bingung untuk menentukan sikap mengenai apa yang harus dikerjakan lebih dulu, karena biasanya mereka melakukan hal lain sebelum menyelesaikan hal yang dikerjakan. Untuk menanganinya adalah dengan penerapan peraturan yang jelas," imbuhnya kepada Ngopibareng.id.
Untuk pola asuh sehari-hari, dengan membuat peraturan yang jelas. Disarankan untuk divisualkan agar lebih menarik. Misalnya hal apa yang dilakukan saat bangun tidur, dengan diberikan penjelasan dan gambar sesuai aturan dan yang paling penting orang tua harus konsisten mengenai ini.
"Peraturan sangat penting sekali diterapkan agar mereka belajar mengenai sebab akibat. Berikan reward setelah melakukan tantangan atau tugas. Dan berikan konsekuensi yang menyangkut kegemarannya ketika ia melanggar peraturan yang berlaku," kata Kepala Sekolah Cita Hati Bunda Sidoarjo ini.
Irma juga berpesan kepada orang tua agar membatasi anak mengonsumsi gula. Karena konsumsi gula berlebih bisa menyebabkan buah hati cenderung lebih aktif bergerak, bahkan berlari-lari.
"Orang tua diharapkan mengurangi asupan konsumsi gula secara berlebih kepada anak. Karena gula sebagai penghasil energi, akan memicu anak ADHD menjadi lebih aktif lagi," tutupnya.