Film Anak Garuda, Kisah Perjuangan Alumni Sekolah SPI
Film 'Anak Garuda' mengisahkan perjuangan tujuh alumni Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI). Mereka meraih kesuksesan dan memutus mata rantai kemiskinan keluarganya. Film ini dijadwalkan tayang pada 2020 mendatang.
Tujuh alumni SPI yaitu Olfa, Robet, Yohana, Dila, Sayyidah, Wayan, dan Sheren. Mereka berhasil menjadi wirausaha dan menjadi pengurus unit usaha yang dikelola SPI.
Sekolah SPI sendiri merupakan sekolah yang dikhususkan untuk anak-anak yang tidak bisa lanjut sekolah karena terkendala biaya. Baik itu kaum dhuafa, anak yatim maupun yaitim piatu.
"Saya merasa tidak harus tokoh-tokoh yang terkenal saja yang difilmkan. Tapi juga pahlawan zaman sekarang yang berjuang untuk meraih mimpi. Mereka (alumni SPI) sangat menginspirasi, tidak hanya untuk anak muda, melainkan semua orang," ungkap Verdi Solaiman, produser film 'Anak Garuda', Sabtu 7 September 2019.
Dalam acara pengenalan pemain film 'Anak Garuda', Verdi Solaiman menyebut, film mengenai kisah inspiratif masa sekolah bukanlah hal baru di industri film Indonesia.
Namun, 'Anak Garuda' mengambil sisi lain SPI yang tidak hanya sekolah untuk mencerdasakan siswanya, melainkan juga meyejahterahkan.
"Sekolah yang bagus sangat banyak. Tapi sekolah yang memutus mata rantai kemiskinan keluarga sangat sedikit dan ini dilakukan oleh SPI. Nilai-nilai kehidupan yang diberikan SPI tentunya, lebih penting nilainya daripada nilai di atas rapot," tutur Verdi Solaiman.
Sementara Kiki Narendra, pemeran Koh Jul inisiator sekolah SPI, mengaku mendapat tantangan tersendiri ketika mandapatkan tawaran berakting.
"Bukan hanya sekedar mirip dengan karakter aslinya, tapi tantangan kami lebih kepada menggambarkan semangat dan tujuan para karakternya agar sampai ke penonton yang melihat," ucap Kiki Narendra.
Salah satu karakter asli dalam film ini sekaligus executive directory Butterfly, yaitu Yohana Yusuf mengungkapkan, film ini adalah kisah nyata dari transformasi yang dilakukan siswa SPI.
"Para siswa sebagian besar yatim piatu atau berasal dari kaum dhuafa. Mereka terbiasa dihina, ditertawakan, dan minder. Menjadi siswa di Sekolah SPI, mereka bertansformasi menjadi anak-anak Garuda yang terbang menatap matahari," Yohana menuturkan.
Lebih lanjut, para siswa dan siswi belajar menghargai perbedaan, mengatasi luka batin dan kepahitan hidup, serta menjadi pengendali bagi diri mereka sendiri. Keberangkatan mereka ke Eropa yang dkisahkan dalam film ini juga sebagai wujud mengapai apa yang mereka cita-citakan.