Anak dan Perempuan Terpapar Intoleransi - Ekstremisme, Diungkap Smart Bangsaku
Untuk mengembangkan pemahaman orang tua dan anak-anak dalam pencegahan intoleransi, radikalisme dan terorisme, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) gelar Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku dengan pelibatan masyarakat dalam pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Kediri, Kamis 4 Juli 2024.
Kegiatan ini diikuti oleh para siswa SMP/MTS di wilayah Kediri bersama orang tua tersebut dibuka Pj Sekda Kabupaten Kediri, Dr Joko Suwono, dihadiri Kasubdit Kerjasama Multilateral BNPT Weti Deswiyati dan Ketua FKPT Jatim Prof Dr Hj Hesti Armiwulan.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jatim, Prof Dr Hesti Armiwulan SH MHum mengingatkan, kurangnya literasi digital membawa ekses buruk terhadap kehidupan masyarakat. Melalui media digital ide dan paham radikal yang cenderung dan pada tingkat ekstremisme.
Kewaspadaan dan Pencegahan
Bila fenomena sosial ini dibiarkan niscaya akan memengaruhi masyarakat. Bahkan dalam riset terakhir, tingkat potensi radikalisme mengarah pada kalangan anak, remaja dan perempuan
"Anak-anak kita usia SD kelak akan menjadi pemimpin di masa Indonesia emas, 2045. Mereka inilah yang harus menjadi perhatian penting kita sekarang. Karena tongkat estafet berada di tangan mereka, " tutur Hesti, yang juga mantan Komisioner Komisi Nasional (Komnas) HAM RI.
Sementara itu, Weti Deswiyati dari BNPT mengatakan, anak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme. Di sisi lain, keluarga perlu diperkuat guna mampu mendeteksi paparan paham radikalisme
"Keluarga adalah orang-orang terdekat yang sangat berpotensi melakukan deteksi dini untuk mencegah ekstrimisme berbasis kekerasan berlanjut. Semua itu sebagai ikhtiar dalam memperkuat ketahanan keluarga termasuk bagi keluarga yang anggota keluarganya terindikasi terpapar ajaran ekstremis berbasis kekerasan," terangnya.
Dilanjutkan diskusi yang dipandu Kepala Bidang Perempuan dan Anak FKPT Jatim Dra Hj Faridatul Hanum MKom. Dalam forum dibahas lebih lanjut pemahaman tentang terorisme dapat dimulai dari lingkup paling kecil yakni keluarga, dimana madrasah pertama dalam keluarga yang membentuk anak-anak menuju dunia luar adalah keluarga.
Pentingnya peran orang tua, wali murid, menjadi hal yang krusial, bagaimana menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak dan menjadi benteng utama dalam menangkal paham radikal terorisme.
Karena peran perempuan atau seorang Ibu sangat strategis dalam memberikan edukasi dan literasi terhadap keluarga khususnya anak-anak agar dapat terhindar dari paham kekerasan dan terorisme.
Kegiatan ini akan membuka wawasan pola pikir kita untuk memahami bahwa Terorisme adalah sebuah paham yang menjadi duri dalam mencapai kemajuan untuk Ibu Pertiwi dan pencegahannya dapat diminimalisir dimulai dari pendekatan keluarga.
Dengan kegiatan ini, diharapkan anak-anak dapat memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, toleransi dan dapat menghindari paham radikalisme.
Dengan upaya yang dapat dilakukan adalah melalui membuka dialog secara intensif atau membangun komunikasi yang aktif dengan anak serta membawa anak-anak dalam pergaulan yang lebih bermanfaat.
Diingatkan, peran seorang ibu juga dapat dikatakan sebagai lensa yang dipakai anak-anaknya untuk melihat dunia, oleh karenanya harmoni sosial atas masyarakat dengan keanekaragaman berbagai perbedaan, diharapkan dapat diterima dengan baik oleh anak melalui sosok ibu.
Advertisement