Anak Buruh Tani Asal Probolinggo Sukses Sandang Gelar Ners
Meski terlahir dari keluarga yang kurang mampu, Azkiel Filrie akhirnya berhasil menggapai cita-citanya. Mahasiswa Universitas Jember asal Probolinggo itu kini resmi menyandang gelar Ners. Azkil dilantik dan disumpah sebagai Ners bersama rekan lainnya pada Kamis, 28 Oktober 2021, di Gedung Auditorium Universitas Jember.
Untuk diketahui, Ners adalah program studi profesi dasar yang merupakan satu kesatuan utuh dengan program studi Sarjana Keperawatan. Lulusan Sarjana Keperawatan biasanya akan otomatis menjadi mahasiswa program studi profesi ners.
Selama fase profesi ners, mahasiswa akan menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam keluarga, komunitas, pusat kesehatan masyarakat, dan/atau rumah sakit. Program studi ini dirancang dapat diselesaikan dalam waktu 2 semester. Mahasiswa yang dinyatakan lulus dari program studi ini maka akan memperoleh gelar Ners.
Keberhasilan Azkiel dicapai dengan penuh perjuangan. Perjuangan itu berawal saat Azkil mencoba mendaftar sebagai mahasiswa Universitas Jember melalui jalur bidik misi.
“Sejak kelas 3 SMA Taruna Dra Zulaiha Probolinggo, saya mencari informasi terkait beasiswa Bidikmisi. Alhamdulillah sekolah saya mempermudah mekanisme pengajuan beasiswa Bidikmisi hingga akhirnya saya bisa kuliah di Kampus Keperawatan Universitas Jember,” kata Azkil, Jumat, 29 Oktober 2021.
Melalui program bidik misi, Azkiel tidak hanya bisa kuliah secara gratis di Universitas Jember, tetapi juga mendapat bantuan biaya hidup sebesar Rp 700 ribu per bulan.
Azkiel mengelola uang biaya hidup dari pemerintah melalui program bidik misi itu. Dari uang Rp 700 ribu itu, digunakan untuk makan sehari-hari sebesar Rp 350 ribu. Sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan lain bahkan ada yang ditabung.
“Alhamdulillah biaya makan di Jember terbilang murah. Dengan cukup Rp 5.000 sudah dapat nasi dan lauknya. Sehingga per bulan dikalkulasi kebutuhan makan saya hanya Rp 350 ribu,” jelas Azkiel.
Uang bidik misi yang ditabung tiap bulan sejak semester tiga, kemudian dibelikan sepasang kambing. Kambing itu kini sudah beranak-pihak. Dengan investasi dua ekor kambing itu Azkiel juga turut membantu perekonomian keluarga yang kesehariannya hanya bekerja sebagai buruh tani.
“Saya menginvestasikan sisa hasil beasiswa tersebut untuk membeli hewan ternak yang nantinya menjadi investasi saya dimasa depan. Sebagian dijual untuk tambahan biaya pendidikan dan membantu keluarga. Kendati demikian saya menyadari masih tidak ada apa-apanya dibanding dengan perjuangan orang tua,” ujar Azkiel.
“Kambing itu adalah investasi saya dimasa depan untuk mendukung pendidikan saya selanjutnya. Karena sekarang saya memiliki kesempatan untuk bisa melanjutkan ke jenjang S2. Siapa tau suatu saat saya bisa menjadi dosen,” pungkas Azkiel.