Anak-Anak Palestina Menahan Tangis Saat Berbuka Puasa
Di tengah suasana semangat beribadah bulan suci Ramadan, warga Palestina menjerit ketakutan. Anak-anak pun menahan tangis saat berbuka. Mereka, sedikitnya 152 jiwa, terluka karena aksi brutal tentara Israel. Masjid al-Aqsha Yerusalem pun berdarah pada Jumat itu.
Palestina lagi-lagi terluka. Dalam bentrokan dengan polisi anti huru hara Israel di dalam kompleks masjid Al-Aqsa Yerusalem, sedikitnya 152 warga mengalami luka-luka, pada hari Jumat 15 April 2022.
Sebagian besar warga Palestina yang cedera akibat peluru karet, granat kejut, dan pemukulan dengan tongkat polisi, menurut Bulan Sabit Merah Palestina, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu 16 April 2022.
Polisi menahan ratusan warga Palestina, menurut juru bicara Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dalam sebuah twit.
"Kami sedang bekerja untuk memulihkan ketenangan, di Temple Mount dan di seluruh Israel. Di samping itu, kami sedang mempersiapkan skenario apa pun dan pasukan keamanan siap untuk tugas apa pun," kata Bennett.
Protes Aksi Kekerasan Israel
Hamas menuntut Israel membebaskan hampir 500 orang yang ditahannya pada hari Jumat, menghentikan "kunjungan provokatif" kelompok-kelompok Yahudi ke masjid Al-Aqsa, dan mengakhiri serangan militer ke kota-kota Tepi Barat.
Menurut koresponden The New Arab, setelah serangan fajar di Masjid Al-Aqsa, pasukan Israel yang ditempatkan di atas gedung-gedung juga menembakkan peluru karet setelah salat Jumat.
1. Respon Arab Saudi
Sejumlah negara, termasuk Arab Saudi, Kuwait, dan Yordania, mengutuk agresi Israel yang menyakiti perasaan umat Islam yang tengah beribadah di bulan Ramadan.
“Eskalasi sistematis ini adalah serangan terang-terangan terhadap kesucian Masjid al-Aqsa dan tempatnya di jantung negara Islam,” kata sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Saudi, Jumat.
Arab Saudi meminta masyarakat internasional meminta pertanggungjawaban pasukan Israel atas serangan dan pelanggaran yang terus berlanjut terhadap warga Palestina, tanah mereka dan tempat-tempat suci mereka.
Mengutip Al Arabiya News, Sabtu, Kementerian Luar Negeri Saudi juga mengatakan perlunya menghidupkan kembali upaya perdamaian di Timur Tengah.
"Serangan ini merupakan eskalasi berbahaya dan pelanggaran mencolok terhadap resolusi dan piagam internasional," kata Kementerian Luar Negeri Kuwait dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
2. Respon Kuwait: Kutuk Israel
Mengutip Kuwait News Agency, Sabtu, Kementerian Luar Negeri Kuwait juga memperingatkan bahwa tindakan eskalasi semacam itu akan memicu kekerasan, ekstremisme, dan merusak stabilitas regional.
Pihaknya juga mendesak Dewan Keamanan PBB memikul tanggung jawab melindungi rakyat Palestina, kesucian masjid, dan menghentikan serangan pasukan pendudukan Israel.
3. Aksi Protes Warga Yordania
Warga Yordania, pada hari Jumat, turun ke jalan-jalan di Amman dan kota-kota lain di seluruh Kerajaan memprotes provokasi Israel terhadap Masjid Al-Aqsha di Yerusalem, Jenin dan wilayah Palestina lainnya, seperti dikutip dari Jordan News Agency, Sabtu.
Mereka menyerukan Arab bersatu menghentikan tindakan otoritas pendudukan Israel yang menyakiti perasaan umat Islam di seluruh dunia selama bulan suci Ramadan.
4. Rusia Kutuk Israel, Tindakan Tak Sah
Rusia pada hari Jumat menilai Israel sengaja mengambil keuntungan dari 'situasi di Ukraina' dengan mengawali dominasinya dengan meningkatkan serangan terhadap Palestina di wilayah pendudukan.
"Pihak berwenang Israel mencoba untuk mengeksploitasi situasi di Ukraina untuk mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari perselisihan Palestina-Israel," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Kuwait News Agency.
Kementerian Luar Negeri Rusia dengan jelas menyuarakan sinyal bahwa Tel Aviv meningkatkan serangan terhadap Palestina sementara negara-negara dunia disibukkan dengan peristiwa di Ukraina.
"Israel melanjutkan pendudukan tidak sahnya dan yudaisasi bertahap atas wilayah Palestina dengan melanggar resolusi oleh Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum," katanya.
5. Protes Hamas, Kekuatan Palestina
Kepala politbiro Hamas Ismail Haniyeh mengatakan Haniyeh sedang melakukan upaya politik untuk menghentikan serangan Israel di Masjid Al-Aqsa, seperti dikutip dari The New Arab, Sabtu.
Haniyeh mendesak pejabat intelijen Mesir menyelidiki serangan Israel pada hari Jumat, yang merupakan eskalasi besar pertama di tempat suci itu sejak awal Ramadan.
Haniyeh juga menerima telepon dari Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, yang mendesak semua pihak untuk menahan diri.
Selama sambungan telepon, pemimpin Hamas meminta PBB menekan Israel mengakhiri pelecehan terhadap jamaah di Masjid Al-Aqsa, membebaskan warga Palestina yang ditangkap pada hari Jumat dan dalam serangan baru-baru ini, dan mencegah provokator Yahudi masuk kompleks Al-Aqsa.
Dia juga mengatakan PBB harus menekan Israel untuk mengakhiri operasi mematikannya di Jenin dan Tepi Barat. Haniyeh menambahkan, Palestina akan terus menghadapi serangan Israel.
Advertisement