Anak-Anak Diizinkan Masuk, Okupansi Mal di Malang Raya Meningkat
Okupansi sejumlah mal di Malang Raya meningkat menyusul adanya kebijakan anak-anak di usia 12 tahun diizinkan memasuki pusat perbelanjaan. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Malang Raya, Suwanto mengatakan sejak kebijakan tersebut diberlakukan beberapa hari lalu, kunjungan di sejumlah mal meningkat sebanyak 20 persen.
"Anak-anak diizinkan masuk mal berdampak terhadap peningkatan okupansi mal. Waktu masih dilarang okupansi di angka 30 persen sekarang bisa sampai 50 persen," ujarnya pada Jumat 29 Oktober 2021.
Suwanto mengatakan seperti mal yang ada di Kota Malang, yakni Malang Town Square saat weekend jumlah kunjungan mencapai 30 ribu orang dan mal di Kota Batu yakni Lippo Plaza, jumlah kunjungan saat weekend mencapai 10 ribu orang.
"Kalau hari-hari biasa di luar weekend itu rata-rata kunjungan mencapai tiga ribu orang lebih," katanya.
Peningkatan jumlah kunjungan ke sejumlah mal di Malang Raya, kata Suwanto, juga dipengaruhi oleh kebijakan diizinkannya bioskop untuk beroperasi kembali. Sehingga bioskop yang mengambil tenant di dalam mal juga ikut terdampak terkait peningkatan okupansi.
"Karena sekarang bioskop sudah buka dan anak-anak juga boleh masuk. Biasanya pengunjung bioskop itu 15 orang, naik jadi 30 sampai 45 orang," ujarnya.
Ditambahkan oleh Director Malang Town Square (Matos), Fifi Trisjanti mengatakan bahwa saat ini ada peningkatan okupansi sejak adanya kebijakan anak-anak diizinkan masuk mal. Sejak awal uji coba beberapa bulan lalu, ungkap FIfi, okupansi berada di kisaran 10 hingga 30 persen, tapi saat ini meningkat menjadi 50 persen.
"Kebijakan ini pasti menaikkan okupansi kami. Kalau bergairah gini kan semua mau usaha di Mal," katanya.
Fifi mengatakan pihaknya juga mengharapkan kerja sama dari para orangtua yang membawa anaknya ke mal untuk selalu memberikan pengawasan ketat dan mematuhi protokol kesehatan.
"Orangtua tetap harus pakai Pedulilindungi. Anak ke mal kan pasti orang tua ikut. Tentunya harus mengawasi dan tetap melindungi anak-anaknya. Tetap protokol kesehatan nomor satu," ujarnya.