An-Nawadir: Mendahulukan Taat pada Allah Ta'ala daripada Dunia
Mendahulukan Taat daripada Dunia
AIkisah, Hamid al-Lafaf hendak pergi melaksanakan shalat um'at. Akan tetapi, di tengah perjalanan, keledai tunggangannya hilang. Bukan hanya itu, tepung yang berada di tempat penggilingannya juga hilang. Setelah kehilangan harta itu, ia akan menyirami tanahnya.
Dalam hati, ia berkata, “Apabila aku pergi menunaikan shalat Jum'at, jelas, pekerjaan-pekerjaan ini telah menungguku. Namun, amal akhirat lebih utama daripada yang lainnya.”
Akhirnya, Hamid al-Lafaf pergi shalat Jum'at. Sampainya di rumah setelah shalat Jum'at, ia mengetahui tanahnya telah disirami air, keledainya berada di kandang, dan istrinya selesai membuat roti. Ia pun bertanya kepada istrinya.
Si istri menjawab, “Adapun keledai, aku mendengar dari ketukan pintu. Lalu, aku keluar dan mendapati keledai dari kejaran harimau. Maka, aku buka pintu hingga keledai masuk ke dalam rumah. Sedangkan tanah, pohon nangka yang berada di sekitar tanah kita menginginkan tanahnya disirami.
Memancarkan Air dari Pohon
Setelah itu, pohon itu memancarkan air hingga membasahi tanah kita. Dan, adapun tepung, tetangga kita mempunyai tepung yang ditaruh juga di penggilingan. Ia pergi membawanya. Akan tetapi, ia salah mengambil karung kita. Ketika sampai tujuan, ia sadar bahwa ia salah mengambil. Lalu, ia mengembalikannya kepada kita.”
Mendengar penjelasan si istri, Hamid al-Lafaf menengadah ke langit dan berkata, “Wahai Tuhan, aku telah menunaikan kewajiban kepada-Mu, dan Engkau memberikan aku tiga kebutuhan. Hanya bagi-Mu segala puji.”
Semoga kita dapat mengambil hikmah kisah ini..dan mendahulukan taat kepada Allah dari pada urusan Dunia.
Jika itu yang kita lakukan maka urusan dunianya juga akan dibereskan oleh Allah SWT. Amin.
Demikianlah kisah hikmah dari kitab An-Nawadir. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.