Amien Rais Sebut Indonesia dalam Pengaruh Dajjal Ekonomi
Politisi Senior Amien Rais menyebut Indonesia kini tengah mengalami penjajahan dajjal ekonomi. Hal itu disebabkan karena beberapa faktor, yakni adanya tiga megaproyek dan sejumlah sektor usaha yang kini dikuasai pihak asing-asing.
"Saya sudah sampai pada kesimpulan bangsa kita ini sesungguhnya sudah tidak punya kedaulatan ekonomi lagi," kata Amien saat menghadiri Peringatan Milad ke-106 Muhammadiyah di Islamic Center, Surabaya, Selasa, 20 November 2018.
Amien bahkan mengatakan tiga megaproyek tersebut adalah bentuk penghinaan terhadap kedaulatan dan akal sehat Bangsa Indonesia.
"Yang pertama itu reklamasi Teluk Jakarta, kita sudah punya ribuan pulau, tapi ada orang-orang makhluk dajjal ekonomi ini yang akan membangun 17 pulau palsu," katanya.
Apalagi, kata Amien mengatakan proyek reklamasi yang dibiayai oleh modal asing, itu belum mengantongi izin yang jelas.
"Izinnya belum jelas, digasak tanpa ampun dan sekarang itu mangkrak, padahal biayanya Rp 300 triliun, modal utamanya dari China," kata Mantan Ketua Umum PAN tersebut.
Yang, kedua, kata Amien yakni megaproyek Meikarta, yang dilakukan secara serampangan oleh tokoh bisnis yang berkeinginan membangun deretan tower-tower apartemen bernilai Rp 280 triliun, namun mengesampingkan izin dari pemerintah daerah setempat.
"Kalau menyusuri jalan ke Bekasi, bapak ibu akan marah. Semarah-marahnya melihat tanah yang dulunya hijau sekarang rangsek, ndak enak dipandang. Luar biasa jeleknya dan macet karena belum ada izin sepenuhnya dari pemda," kata dia.
Megaproyek yang ketiga kata Amien adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sudah dimulai sejak 2016 lalu, namun hingga kini, menurutnya, proyek itu mangkrak.
"Yang ketiga adalah Kereta Cebong, kereta api cepat bohong-bohongan. Modal utama dari China, rutenya Jakarta-Bandung. Izinnya belum selesai karena masih banyak tanah yang belum dibebaskan, sudah merusak, sekarang juga macet cet," kata dia.
Ketiga megaproyek itu kata Amien, adalah bukti bahwa pemerintah kini tak lagi mempunyai kekuatan dalam mempertahankan kedaulatan ekonomi bangsanya.
Tak sampai di situ saja, tambah Amien, selain tiga megaproyek itu, ada pula 54 sektor usaha yang seharusnya bisa dikelola oleh anak bangsa namun kini malah berpindah tangan ke pihak asing.
"54 usaha yang seharusnya bisa dikerjakan anak bangsa, 100 persen dimiliki oleh asing dan aseng, jadi kita makin melarat, cuma jadi kuli, jadi kacung," kata dia.
Hal senada juga diungkap politikus sekaligus ekonom nasional, Drajad Wibowo, saat ditemui ditempat yang sama mengungkapkan dibukanya 54 sektor usaha untuk asing oleh pemerintah ini dinilai bisa sangat merugikan perekonomian rakyat Indonesia.
Di antaranya, kata dia, industri rokok, industri pengupasan umbi-umbian, dan industri akupuntur. Hal itu menurut Drajad, bisa mengancam keberadaan industri rumahan yang selama ini diterapkan oleh masyarakat Indonesia di daerah-daerah.
"Sangat merugikan usaha ekonomi rakyat, karena ada usaha-usaha kecil, yang nanti akan diadu untuk bersaing dengan asing," kata Drajad. (frd)