Amien Rais dalam Pandangan Gus Dur, Ini Jelas Humor
Hubungan Gus Dur dan Amien Rais memang unik. Bahkan sahabat Gus Dur sekaligus budayawan Jaya Suprana menyebut hubungan Gus Dur dan Amien Rais seperti tokoh kartun Tom & Jerry, yang tidak pernah akur.
Menurut Jaya, Gus Dur selalu ingin menjahili Amien Rais. Rasanya gatal kalau tidak ribut dengan Dewan Pembina Partai Amanat Nasional itu.
“Dia bilang: Jaya, kok rasanya sudah lama ya kita tidak ribut sama Amien. Ayolah, kita cari masalah,” ujar Jaya menirukan perbincangannya dengan Gus Dur.
“Lho, jangan Gus. Masa mau cari masalah dengan Amien Rais? Jawaban Gus Dur: Kalau nggak berantem nggak ramai,” ujar Jaya sambil tertawa.
Tapi uniknya, jika tidak bertemu, keduanya saling merindukan.
“Memang tidak pernah akur. Tapi saling mencari. Ibaratnya sparing partner, kalau nggak berantem nggak seru," kata pemilik museum rekor MURI ini
Saat Gus Dur didesak mundur oleh Amin Rais beliau cuma berkata : "Lha kok saya disuruh mundur. Bagaimana mau mundur lha wong maju saja saya susah...."
Cukup? Belum!
"Amin gak bakalan bisa jadi Presiden karena untuk bisa jadi Presiden dibutuhkan kualitas dan nilai yang A-plus bukan A-min hehe...." kata Gus Dur.
Sudah? Belum!
"Saya heran orang mau jadi Presiden saja harus keluar modal milyaran. Saya dulu jadi Presiden malah cuma modal dengkul. Itupun dengkulnya Amien Rais," ungkap Gus Dur
Sebagai catatan, pemilihan presiden kala itu masih menggunakan sistem pemilihan yang dilakukan oleh anggota MPR. Ketika penghitungan mulai dilakukan, Megawati pada awalnya memimpin. Perlahan tapi pasti, perolehan suara Gus Dur yang disokong kubu Poros Tengah yang diinisiasi Amin Rais, akhirnya dapat mengimbangi perolehan suara Megawati.
Bahkan, keadaan menjadi berbalik ketika pada penghitungan akhir Gus Dur mengumpulkan 60 suara lebih banyak. Gus Dur jadi Presiden! Dengan diiringi lantunan sholawat badar, Gus Dur dibantu berdiri dan dibimbing ke podium untuk disumpah menjadi presiden. (adi)
Saat Gus Dur didesak mundur oleh Amin Rais beliau cuma berkata : "Lha kok saya disuruh mundur. Bagaimana mau mundur lha wong maju saja saya susah...."