Amfetamin Butuh Resep Dokter, Kenali Bahayanya
Tragedi bus pariwisata di Tol Mojokerto, pada Senin 16 Mei 2022, ternyata akibat kenek yang nekat jadi sopir cadangan mengonsumsi amfetamin. Hasil ini berdasarkan tes urine. Sebagai informasi, amfetamin atau amphetamine merupakan obat yang biasa digunakan hanya untuk mengobati gangguan hiperaktif karena kurang perhatian, atau Attention-deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak.
Sementara di Indonesia obat ini juga digunakan secara ilegal sebagai obat untuk kesenangan (Recreational Club Drug) dan menambah percaya diri. Berikut ini ulasan tentang amfetamin, efek samping dan bahayanya.
Apa itu Amfetamin?
Amfetamin merupakan substansi berupa kokain dan amfetamin, keduanya merupakan zat psikostimulan. Yakni stimulan kuat yang bekerja memengaruhi sistem saraf pusat untuk meningkatkan kadar dopamin dalam otak.
Dopamin adalah zat kimia yang dikaitkan dengan rasa senang, tenang, dan bahagia. Untuk itu hanya boleh digunakan dalam menangani penyakit gangguan narkolepsi, attention deficit disorder with hyperactivity (ADHD), penyakit Parkinson, dan obesitas.
Obat amfetamin hanya tersedia dengan resep dokter dan harus digunakan dengan sangat hati-hati. Orang yang diresepkan obat amfetamin juga harus diawasi secara ketat oleh dokter karena obatnya berpotensi tinggi menyebabkan kecanduan.
Amfetamin sendiri juga dikenal sebagai ineks, ekstasi atau XTC (methylenedioxy methamphetamine / MDMA), serta untuk produk turunan metamfetamin dikenal juga sebagai meth, kristal, kapur, shabu, SS, dan es.
Polifarmasi Amfetamin dengan Obat Lain
Mungkin beberapa orang tidak mengetahui obat-obat tertentu bisa bereaksi satu sama lain, dan justru berakibat buruk bagi kesehatan. Secara medis hal ini dinamakan Polifarmasi, yakni ketika seseorang minum amfetamin dengan beberapa jenis obat dalam waktu bersamaan.
1. Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang fatal jika digunakan dengan obat golongan monoamine oxidase inhibitors (MAOI), seperti isocaboxazid, selegiline, atau tranylcypromine
2. Peningkatan risiko terjadinya peningkatan tekanan darah dan detak jantung cepat jika digunakan dengan obat flu dan batuk, atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen
3. Peningkatan risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan dengan ekstasi atau obat golongan antidepresan, seperti fluoxetine
Efek Samping hingga Bahaya Amfetamin
- Pusing
- Mulut kering
- Mual
- Diare
- Kram perut
- Berat badan turun
- Sembelit
- Nafsu makan berkurang
- Insomnia atau justru mengantuk
- Sakit kepala
- Nyeri haid
- Gugup dan gelisah
- Perubahan suasana perasaan
- Rasa sakit dan terbakar saat buang air kecil
- Mimisan
Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Pusing yang berat
- Mati rasa
- Mengalami delusi atau waham dan halusinasi.
- Takikardia atau denyut jantung cepat
- Penglihatan kabur
- Sindrom serotonin, yang ditandai dengan demam, otot kaku, diare, tremor, berkeringat, dan kebingungan
- Stroke, yang ditandai dengan kesulitan berbicara, sakit kepala parah, mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki, atau kehilangan keseimbangan
- Kejang
- Muncul keinginan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri
Advertisement