Amerika, Israel, Inggris dan Rumah Laba-laba
Oleh: Anwar Hudijono
Amerika melakukan veto atas resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengharuskan Israel dan Hamas gencatan senjata di Gaza. Inggris abstain. Sedang 13 negara lainnya termasuk tiga negara yang punya hak veto yaitu China, Rusia dan Perancis mendukung. Resolusi ini diprakarsai Uni Emirat Arab (UEA).
Dengan kegagalan resolusi ini Israel semakin brutal mencabik- cabik, mencacah-cacah Gaza. Sampai-sampai PBB menggambarkan Palestina sebagai kiamat. Lebih 17 ribu rskyat Palestina gugur, ribuan cacat, ribuan luk-luka.
Bukan sekali ini saja Amerika membela Israel di forum tersebut. Setiap kali DK PBB menelorkan resolusi yang dianggap merugikan Israel so pasti divetonya. Biasanya Inggris mendukung apa pun sikap Amerika. Baru kali ini abstain. Tumben.
Dan seperti biasa dunia tidak bisa berbuat apa-apa atas sikap Amerika. Kalaulah ada yang protes paling-paling nggerundel melulu.
Amerika, Inggris dan Israel adalah tiga entitas yang tak terpisahkan. Inggris menfasilitasi berdirinya negara Israel tahun 1948 sebagai kompensasi atas sumbangan dana kelompok Zionisme dalam Perang Dunia 1 dan dua melawan Jerman.
Setelah Amerika mengambil alih kepemimpinan Inggris atas dunia pasca Perang Dunia 2, giliran Amerika yang melindungi Israel. Hal ini berkat lobi Zionis yang sangat kuat. Bahkan lobi Zionis boleh dibilang yang menentukan merah-birunya Amerika. Sebenarnya siapapun partai yang berkuasa di Amerika, penguasa belakang panggungnya adalag oligarki Zionisme.
Mengapa lobi Zionis begitu kuat? Jawabnya sekalipun jumlah mereka sedikit tapi mereka menguasai sekitar 70-80 persen ekonomi Amerika. Menguasai industri keuangan, industri militer, energi, teknogi, media.
Ketiga negara ini memiliki karakter yang sama. Yaitu karakter laba-laba. Mereka membangun rumah atau jaring yang menawarkan pengayoman, perlindungan terhadap dunia.
Sebelum Perang Dunia 2, Inggris yang menjadi Pax Britanica yang menawarkan pengayoman dunia. Setelah Perang Dunia digeser Amerika dengan Pax Americana. Ambisi Israel menjadi Pax Judaica.
Karakter mereka bisa dilihat dari benderanya. Ada garis- garis saling melintang yang mencerminkan jaring atau anyaman. Itulah jaring laba-laba.
Lebih dari itu, bukan saja rumah perlindungan yang ditawarkan Amerika itu sebenarnya sangat lemah tetapi juga penuh horor dan teror.
Bagi laba-laba hitam rumah yang dia bangun itu sebenarnya juga jebakan bagi korbannya. Siapapun yang terperangkap akah dimangsanya. Bahkan laba-laba jantan yang mengawininya pun dimangsanya. Anak-anaknya pun dimangsanya. Sampai akhirnya ada anaknya sendiri yang memangsanya.
Untuk itulah Bapak revolusi Iran Ayatullah Khomeini dawuh, Amerika tidak pernah membina pertemanan tetapi menjadikan orang sebagai budaknya.
Sayang dunia tidak sadar bahwa berlindung di duli Amerika sangat lemah.
Saat ini sebagian besar bangsa di dunia meminta perlindungan, pengayoman Amerika baik dalam konteks bilateral maupun multilateral.
Hanya sedikit yang menolak seperti Iran, Afghanistan, Yaman, Suriah. Kenapa? Mereka menganggap cukup Allah yang menjadi pelindung dan penolongnya. Tidaklah pantas umat beriman menjadikan pelindung selain Allah.
Rumah perlindungan yang ditawarkan Amerika adalah ibarat sarang laba- laba.
"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui." (QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 41)
Realitasnya bangsa yang berlindung ke Amerika menjadi budaknya, harus mengadopsi peradabannya, manut apa dawuh Amerika sehingga kehilangan jati diri sebagai bangsa.
Allahu a'lam bissawab
*) Penulis adalah wartawan senior tinggal di Sidoarjo