Ambruk, Jembatan Gantung Tua Dibebani 45 Murid di Probolinggo
Ambruknya jembatan gantung di Desa Kregenan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo diduga kuat karena kondisi jembatan sudah tua yang dibebani sekitar 40 murid dan guru. Hal itu diungkapkan Kepala SMP Negeri 1 Pajarakan, Arif Syamsul Hadi, yang saat peristiwa tersebut juga ikut bersama-sama para murid dan guru berolahraga jalan sehat.
“Saat jembatan gantung ambruk, ada empat puluhan orang luka,” kata Arif kepada wartawan, Jumat siang, 9 September 2022. Sekitar 40 murid dan guru itu ikut 'terjun bebas' bersama ambruknya badan jembatan.
Setiap memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas), kata Arif, sekolahnya rutin menggelar jalan sehat. Termasuk Haornas, 9 September 2022, yang diikuti semua kelas yakni, kelas satu, dua, dan tiga.
Saat musibah jembatan ambruk, Arif mengaku, berada di lokasi untuk mengawasi dan mengarahkan jalan sehat. Begitu jembatan runtuh, ia langsung memeriksa kondisi siswanya di dasar sungai.
Informasi lain menyebutkan, sebanyak 45 orang terinci, 35 murid dan 9 guru pendamping SMPN 1 Pajarakan menjadi korban ambruknya jembatan gantung. Korban sebanyak 45 orang ini jatuh saat melintasi jembatan gantung yang dibangun pada 2001 silam itu.
Sebenarnya, Jumat pagi sekitar pukul 08.00 WIB, sekitar 600 siswa SMPN 1 Pajarakan sedang mengikuti jalan sehat dalam rangka Haornas. Salah satu rute jalan sehat melintasi jembatan gantung di Desa Kregenan.
Jembatan sepanjang 40 meter dan lebar 1,2 meter itu terbentang di atas anak Sungai Pekalen. Saat regu ketiga melintasi jembatan, tiba-tiba bentang jembatan itu ambruk sehingga sebanyak 45 murid dan guru pendamping ikut terjun ke dalam sungai.
“Kami melintasi jembatan dari arah barat ke timur, tiba-tiba badan jembatan ambruk. Banyak yang terluka karena terjatuh dari ketinggian jembatan sekitar tujuh meter ke dalam sungai,” kata Ramadini Purnama Putra, 15 tahun, murid SMPN 1 Pajarakan.
Sementara itu Ahmad, warga setempat yang berada di dekat jembatan mengaku, sempat mendengar teriakan sejumlah orang. “Ternyata ada jembatan putus dan banyak korban terjatuh ke dalam sungai. Saya bersama warga setempat kemudian ikut menolong korban,” katanya.
Sebagian besar korban (23 orang) kemudian dievakuasi ke Puskesmas Pajarakan. Sebanyak 14 murid yang kondisinya luka parah kemudian dirujuk ke RSUD Waluyo Jati, Kraksaan. Mereka ada yang mengalami luka patah tulang kaki.
Bahkan, di antara korban sudah dipindahkan ke kamar atau Ruang Asoka di rumah sakit milik Pemkab Probolinggo itu.