Ambisi dan Politik Pencitraan
Menjelang perayaan demokrasi, pelbagai spanduk dan baliho bertebaran di jalan-jalan ramai. Ada yang menyebutnya sebagai polusi visual. Tapi, justru di situlah yang menjadikan proses para calon legislatif (caleg), calon presiden, dan calon anggota DPD, memanfaatkannya untuk pencintraannya.
Pencintraan betapa mereka pantas dipilih, pantas menjadi wakil rakyat, dan pantas menjadi pembawa biduk masa depan negara. Itulah politik pencintraan.
Ada renungan menarik KH Husein Muhammad, yang bisa menjadi renungan kita bersama. Inilah catatan itu:
Hari-hari ini dunia medsos dipenuhi gambar-gambar diri berikut asesori-asesori gemerlap dan janji-janji menawan. Atas fenomena ini mungkin menarik kata-kata bijak dari salah seorang sufi master : Ibnu Athaillah al Sakandari.
Ibnu Athaillah menulis indah
إِدْفِنْ وُجُوْدَكَ فِى أَرْضِ الْخُمُوْلِ
فَمَا نَبَتَ مِمَّالَمْ يُدْفَنْ لَا يَتِمُّ نَتَائِجُهُ
Simpanlah eksistensimu
Di bawah tanah yang tak dikenal
Sebab sesuatu yang tumbuh
dari biji yang tak ditanam
tak berbuah matang
(Ibnu Athaillah Assakandari)
Dr. Zaki Mubarak, sarjana Tasawuf terkemuka dari Mesir, mengomentari puisi di atas :
“Syair Idfin itu amat memukau. Ia begitu indah. Aku tak pernah menemukan yang sepertinya di tempat lain. Di dalamnya tersimpan gejolak spiritualisme yang amat kuat. Sang penulis, agaknya, menemukan maknanya ketika ia melakukan permenungan dalam sunyi, bening dan dalam situasi ekstasi, lalu merasuki jiwanya, maka ia menjadi kata-kata indah nan abadi, sepanjang zaman”. (Zaky Mubarak, Al-Tashawwuf al-Islami fi al-Adab wa al-Akhlaq, hlm. 108).
Puisi tersebut bicara soal perlunya menjauhkan diri dari hasrat dan ambisi akan popularitas, kemasyhuran diri dan keinginan dipuji.
Arti puisi itu kira-kira begini : “Simpanlah hasratmu akan popularitas dan puja-puji untuk diri, karena hasrat yang demikian tak akan membuat dirimu tumbuh dan berkembang sempurna”.
Hasrat akan kemasyhuran diri akan menyibukkan diri pada urusan-urusan yang tak berguna dan mengabaikan kerja-kerja yang bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan.
Cinta pada kemasyhuran mendorong orang untuk mengurusi dirinya sendiri dan tak peduli pada orang lain. Hasrat ini mungkin sekarang popular disebut “politik pencitraan”.
Keindahan Pesan
Betapa indahnya kata-kata Syeikh Syams Tabrizi yang disampaikannya kepada Maulana Rumi, itu. Ia bagai kata-kata Epictetus :
ليس هناك سوى طريقة واحدة للسعادة، وهي أن نتوقّف عن القلق حول الأشياء التي لا يمكننا إدراكها.(ابيكتيتوس)
Hanya ada satu jalan untuk bahagia: "biarkan gelisah hatimu atas hal-hal diluar kuasamu, berlalu". Jangan pikirkan.
Ijtihad dan Kreativitas Intelektual adalah Keniscataan Sejarah.
Al Syihristani dalam karya inteletualnya yang masyhur, "Al Milal wa Al Nihal" mengatakan :
وبالجملة نعلم قطعا ويقينا ان الحوادث والوقائع في العبادات والتصرفات مما لا يقبل الحصر والعد ونعلم قطعا أيضا انه لم يرد في كل حادثة نص ولا يتصور ذلك أيضا والنصوص إذا كانت متناهية والوقائع غير متناهية وما لا يتناهى لايضبطه ما يتناهى علم قطعا ان الاجتهاد والقياس واجب الاعتبار حتى يكون بصدد كل حادثة اجتهاد (الشهرستانى, الملل والنحل, الجزء 1 ص 199)
Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa kehidupan yang berkaitan dengan adat kebiasaan dan urusan-urusan kehidupan tidaklah dapat dihitung. Kita mengetahui secara pasti bahwa tidak setiap kejadian selalu ada teks (nash). Jika teks-teks adalah terbatas sementara peristiwa kehidupan tidak terbatas, dan yang terbatas tidak mungkin menampung yang tak terbatas, maka adalah pasti bahwa ijtihad, kreatifitas intelektual dan berfikir analogis adalah niscaya”.
Doa untuk Dunia Damai
Aku sangat berharap yang mulia para habaib, para ulama dan para spiritualis di negeri muslim terbesar ini, yang do'a-doanya diyakini publik maqbul atau mustajab, untuk berdoa kepada Allah agar perang Hamas vs Israel yang tengah berlangsung, berhenti dan mereka sepakat untuk damai selama-lamanya. (14.10.23/HM)
Demikian catatan KH Husein Muhammad, semoga bermanfaat.