Ambil Sumpah, 22 Dokter Muda Unusa Lulus UKMPPD ’First Taker’
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kembali mengambil sumpah 22 dokter muda untuk ketiga kalinya pada Sabtu, 23 April 2022 siang di Unusa Tower, Kampus B, Jl. Jemursari, Surabaya.
Dalam pengambilan sumpah dokter muda ini, ada dua dokter muda Unusa yang
lulus untuk kesempatan pertama ikut (first taker) saat mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD), ujian terkahir bagi calon dokter untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter.
Mereka adalah Ferren Oktavena Faisal, asal Gorontalo dan Mutiara Aswar Eka Putri, asal Merauke. Ferren memilih masuk ke Fakultas Kedokteran Unusa setelah gagal mengikuti SBMPTN. Berbeda dengan rekannya, Mutiara, yang sempat dinyatakan diterima di fakultas berbeda lalu memilih ke luar mengikuti keinginan dan cita-citanya sejak kecil, menjadi dokter.
Kini, dua gadis asal Gorontalo dan Marauke yang telah menyelesaikan pendidikan program profesi dokter telah diambil sumpahnya bersama 20 rekan satu angkatannya.
"Kami bangga meski berasal dari daerah mereka lulus first taker saat mengikuti UKMPPD. Tentu ini prestasi bukan hanya bagi mereka berdua, tapi juga bagi kami di Unusa. Sebab banyak peserta dari perguruan tinggi lain yang dinyatakan harus ikut beberapa kali,” kata Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie., M.Eng.
Mutiara mengaku, menjalani perkuliahan jauh dari keluarga sangat sulit, rasa rindu dengan keluarga terus menyelimuti setiap saat. Tapi dengan tekad yang kuat untuk menjadi dokter, rasa rindu pun bisa ia tangguhkan untuk giat menyelesaikan kuliah.
"Yang saya ingat saat itu bagaimana untuk segera menyelesaikan kuliah dan kembali berkumpul bersama keluarga di Merauke," katanya mengungkapkan.
Mengabdi di Daerah Asal
Mutiara mengatakan, meski ia sempat lolos SBMPTN dan sekaligus lolos tes Fakultas Kedokteran Unusa, namun Mutiara memutuskan memilih melanjutkan studinya di Unusa.
"Saya saat itu sempat salat istiqoroh dan hasilnya saya mantap untuk mengambil studi di FK Unusa," kata gadis kelahiran Merauke, 29 September 1997 ini.
Memiliki keinginan untuk membantu sesama terlebih dalam bidang kesehatan, anak pertama pasangan dari Slamet Haryono dan Swarni Ningsih ini berhasil merampungkan pendidikan profesi dokter melalui UKMPPD dengan first taker.
“Saya berencana akan kembali ke kampung halaman untuk menjalani program internship dan mengabdikan diri di sana. Pastinya di daerah masih banyak membutuhkan tenaga dokter dan saya terpanggil untuk itu,” katanya.
Lain lagi kisah Ferren, gadis kelahiran Kotamobagu, Gorontalo, 23 Oktober 1998 ini sempat gagal di SBMPTN. Dirinya yang berasal dari keluarga dokter memilih FK Unusa atas saran dari kerabat sang ayah.
“Alhamdulillah pilihan saya ke FK Unusa tidak sia-sia berhasil lulus UKMPPD tanpa mengulang dan saya memilih untuk menjalani internship di Gorontalo. Saya akan kembali ke kota asal saya di Gorontalo untuk mengabdi di sana," katanya.
Bersama sang ayah yang juga dokter umum di Gorontalo, Ferren mengaku sejak kecil cita-citanya memang ingin menjadi dokter. Ingin membantu orang melalui kesehatan menjadi salah satu alasan tersendiri bagi dirinya.
Ferren tidak menyesal sama sekali memilih FK Unusa, karena pembelajaran di Unusa tidak kalah dengan universitas negeri.
“Memiliki tiga rumah sakit sendiri membuat pembelajaran lebih kekinian. Apalagi sejak masuk kami sudah diberi tablet berisi pembelajaran. Jadi saat di lapangan kami tidak kalah dengan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri," ujar anak pertama dari pasangan dr Faisal Muhammad dan Anita Flora Lolombulan.
Ke depan, Mutiara dan Ferren bercita-cita melanjutkan studi lanjut untuk mengambil spesialis. Mutiara berencana mengambil spesialis kulit, sedangkan Ferren mengambil spesialis anak.
Advertisement