Amazing. Wonderful Indonesia Ciptakan Rekor MURI
Wonderful Indonesia bersinar di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, 2.230 penari Hudoq menari bersama. Fakta ini kemudian tercatat masuk ke dalam pemecahan rekor MURI.
"Terima kasih semua atas dukungannya di acara bersama yang membanggakan ini. Terima kasih juga kepada Kementerian Pariwisata yang telah membantu mencatatkan tarian Hudoq massal ke dalam rekor MURI. Ini sangat membanggakan," ujar Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan.
Bupati Bonifasius memang pantas bangga. Sungai Mahakam yang menjadi akses masuk ke Mahakam Ulu ramai oleh lalu lintas perahu. Lapangan Ujoh Bilang yang berada di pusat Kabupaten Mahakam Ulu sontak berubah menjadi lautan penari.
Pakaian mereka pun dihiasi warna yang menarik dan heboh. Sebanyak 2.230 penari menyajikan tari Hudoq dari siang sampai menjelang pagi hari.
Semua mata terpukau. Utamanya saat ribuan penari bertopeng kayu tadi mulai membentuk barisan. Hawa panas di siang hari seperti tidak dihiraukan. Begitu juga dengan hawa dingin saat malam menyapa.
Alunan Tuvung, gendang Dayak Bahau bertempo sedang-cepat terus ditabuh hingga menjelang pagi hari.
“Ini sekaligus mengenalkan identitas Mahakam Ulu kepada dunia luar. Apalagi wilayahnya berada di border area. Wilayahnya berbatasan dengan Malaysia,” tutur Plt Deputi Pengembangan Pemasaran I Pariwisata Kemepenpar Ni Wayan Giri Adnyani.
Kalau melihat langsung, dijamin rasanya bisa lebih asyik. Penarinya sangat atraktif. Gerakannya lincah. Tangan mereka mengepak ke atas dan ke bawah. Sangat mirip dengan gerakan seekor burung.
Desain kostumnya juga terlihat menarik. Ada warna hijau dedaunan yang membalut tubuh mereka. Dan semua, masih dibalut jirah warna loreng menyerupai kulit harimau. Kemudian di depan jirah tersebut terdapat kulit kerang yang mengilat.
Belum lagi balutan topi bersarang bulu burung enggang. Juga mandau yang diikat di pinggang. Meski bobotnya bisa mencapai 10 kilogram, semua tetap terlihat lincah bergerak.
Asisten Deputi Regional II Kemenpar, Sumarni, juga ikutan berkomentar. Menurutnya, adanya tarian Hudoq tersebut sebagai ucapan syukur juga mendekatkan diri pada yang kuasa.
"Originalitas setiap daerah salah satunya budaya. Ini merupakan potensi unggul untuk menjadi destinasi wisata. Apalagi Hudoq untuk Dayak Bahau di Mahakam Ulu biasa diadakan pada saat usai menugal (menanam padi gunung, Red). Harapannya padi tumbuh dengan subur dan terhindar dari segala hama. Sehingga hasil panen berlimpah,” kata Sumarni, yang diamini Kabid Pemasaran Area III Pemasaran I Regional II Kemenpar, Sapto Haryono.
Menpar Arief Yahya langsung menyambungnya dengan mengangkat emoji tiga jempol. Baginya, Mahakam Ulu sudah berada di jalur yang benar. Runningnya sudah mengarah ke kecenderungan trend dunia.
“ Masuknya Tarian Hudoq ke dalam Rekor MURI sangat bagus. Budaya itu makin dilestarikan, makin mensejahterakan. Terus kemas dengan standar internasional agar menjadi daya tarik wiatawan,” ucap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (*)