Amar Ma'ruf Nahi Munkar, Muhammadiyah Tak Mencari Ridha Manusia
Muhammadiyah didirikan Kiai Ahmad Dahlan dengan tujuan solutif meringankan penderitaan manusia. Tujuan itu muncul sebagai kesadaran amaliyah dari perintah Alquran dan hadis Nabi.
Di dalam masa sulit pandemi, karakter amaliyah Muhammadiyah tidak kunjung berhenti. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti bersyukur dengan semangat amal warga Persyarikatan yang tetap menunjukkan ciri orang bertakwa, yaitu terus berinfak di saat lapang maupun sempit.
“Satu hal yang menggemberikan kita, warga Persyarikatan punya kepedulian yang sangat tinggi,” kata Abdul Mu'ti, dalam keterangan Selasa 12 Januari 2021.
Abdul Mu’ti menyitir kesigapan respon PP Muhammadiyah menyediakan 8 rumah sakit dan membentuk gugus tugas penanganan Covid-19 (MCCC) saat hari pertama kasus Covid di Indonesia ditemukan.
Hampir 10 bulan menangani pandemi, kini Muhammadiyah menyediakan 87 rumah sakit dan menghabiskan lebih dari 300 miliar rupiah untuk membantu sedikitnya 28 juta masyarakat Indonesia yang terdampak.
Karena komitmen nyata melawan pandemi, Muhammadiyah menurut Abdul Mu’ti mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Baznas khusus untuk transparansi dan pertumbuhan pesat Lazismu.
Selama pandemi, Muhammadiyah menurutnya juga tidak berhenti membangun berbagai macam pusat-pusat keunggulan strategis seperti sekolah, rumah sakit, perguruan tinggi, maupun masjid.
“Inilah catatan yang semua pihak harusnya menyadari bahwa peran serta organisasi keagamaan dalam kaitannya dengan penanganan Covid dan berbagai masalah negeri tidak hanya sebatas berdoa, tidak hanya sebatas hal-hal yang sifatnya spiritual, tapi juga sudah melakukan langkah-langkah nyata berbagai layanan kesehatan, layanan sosial, bahkan layanan dalam bidang ekonomi,” tutur Abdul Mu'ti menambahkan, dalam Tabligh Akbar Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban.
Advertisement