Amankan Konvoi Pesilat PSHT, Polisi di Jember Malah Babak Belur dikeroyok
Aipda Parmanto Indrajaya, anggota Polsek Kaliwates mengerang kesakitan di rumah sakit. Ia terluka di bagian wajah usai menerima pukulan dari sejumlah oknum pesilat salah satu perguruan di Jember.
Parahnya, Parmanto menjadi korban pengeroyokan saat mengamankan jalannya konvoi yang dilakukan anggota perguruan silat PSHT. Pengeroyokan itu berawal saat korban menegur peserta konvoi tidak berhenti di tengah jalan.
Kapolsek Kaliwates Kompol Nurhadi Suseno mengatakan, awalnya Polsek Kaliwates mendapatkan informasi tentang upacara pengesahan anggota baru di Kecamatan Sukorambi. Sesuai informasi, para pesilat itu akan melakukan konvoi besar-besaran.
Atas informasi itu, Nurhadi memerintahkan korban untuk melakukan pengamanan jalur. Korban tidak sendirian, tetapi bersama dengan empat anggota lainnya, yakni Aiptu Agus Sutikno, Aipda Kusnadi, Bripka Radya, dan Bripka Andre.
“Semua anggota yang ditugasi melakukan pengamanan jalur memakai seragam polisi lengkap atau berpakaian dinas lengkap (PDL). Mereka melakukan pengamanan jalur di simpang tiga Transmart,” kata Nurhadi, Senin, 22 Juli 2024.
Jam menunjukkan pukul 01.00 WIB, peserta konvoi mulai memadati jalan raya. Polisi kemudian bersusah payah agar konvoi yang dilakukan anggota PSHT tidak mengganggu pengguna jalan lainnya.
Korban kemudian menegur peserta konvoi yang berhenti di tengah jalan. Polisi meminta baik-baik agar mereka tidak berhenti di tengah jalan, sebab hanya akan menimbulkan kemacetan.
Namun, saat korban menegur, sejumlah peserta konvoi justru tidak terima. Sejumlah peserta konvoi melempar batu ke arah petugas yang sedang melakukan pengamanan.
Semakin lama massa semakin tidak kondusif. Sebagian dari mereka melakukan pemukulan terhadap Aipda Parmanto Indrajaya. Parmanto terluka di bagian kepala dan langsung dibawa ke rumah sakit.
“Korban terluka di bagian kepala akibat dikeroyok pesilat. Pada saat itu juga langsung kami bawa ke rumah sakit,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolres Jember AKBP Bayu Pratama Gubunagi menyesalkan tindakan arogan yang dilakukan oknum pesilat PSHT. Bayu menegaskan, kasus tersebut sedang dalam pengusutan. Selain melakukan upaya pencarian, polisi melintas para pelaku menyerahkan diri dalam waktu 1 kali 24 jam.
“Kami akan tangkap pelakunya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan Ngopibareng.id.