Amankan Kerusuhan Demo, Polisi Surabaya Terjunkan Ribuan Personel
Polrestabes Surabaya menerjunkan ribuan personel kepolisian untuk mengamankan aksi demonstrasi lanjutan, pada Selasa, 20 Oktober 2020, ini. Guna antisipasi kerusuhan seperti yang terjadi.
Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya, AKP M Akhyar mengatakan jika untuk hari ini sudah ada 3.790 personel yang telah diturunkan. Diterjunkannya ribuan personel tersebut guna mengamankan jalannya aksi.
"Untuk demo besok dari Polrestabes Surabaya akan menerjukan sebanyak 3790 personel untuk melakukan pengamanan," kata Akhyar, ketika dikonfirmasi Ngopobareng.id, Selasa, 20 Oktober 2020.
Ribuan personel itu, kata Akhyar, sudah disebar dibeberapa tempat yang kemungkinan digunakan sebagai lokasi demo. Total ada delapan titik kumpul yang sudah dijaga aparat kepolisian.
"Titik-titik kumpul ada pengamanan di sekitaran bundaran waru Cito, KBS, Bumi Surabaya, Delta Plaza, Sier Rungkut, Romo Kalisari, pergudangan Margo Mulyo, dan Karang pilang," jelasnya.
Selain titik kumpul, lanjut Akhyar, petugas juga disebar ke beberapa lokasi yang kemungkinan menjadi pusat demo. Yakni, Gedung Negara Grahadi Jalan Gubernur Suryo, Kantor Gubenur Jatim Jalan Pahlawan dan Kantor DPRD Jawa Timur Jalan Indrapura.
Akhyar mengungkapkan, pengamanan akan lebih diutamakan di titik tersebut, pasalnya pada demo sebelumnya terjadi kerusuhan yang menimbulkan kerusakan beberapa fasilitas umum.
"Ketiga titik tersebut nantinya akan jadi titik utama untuk pengamanan aksi," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Nuruddin Hidayat mengatakan jika kelompoknya menolak adanya anarkisme ketika demo Tolak Omnibus Law berlangsung.
“Terkait anarkiseme, sama kita juga menolak anarkisme, kita sepakati aksi dengan tertib dan damai, kalau ada tindakan anarkisme ya bisa jadi ada penyusup dan provokator,” kata Nuruddin.
Oleh karena itu, Nuruddin berharap kepada koordinator masing-masing kelompok massa aksi agar terus mengingatkan para perseta demonstrasi agar tidak mudah terpancing provokasi.
“Kita tekankan agar korlap (koordinator lapangan) agar anggota masing-masing tidak terprovokasi dan tetap melakukan penyampaian pendapat secara tertib dan damai,” tutupnya.