Amanah Ketua ISNU Kabupaten Blitar, Hakam Siap Transformasi Baru Kepemimpinan

Di tengah dinamika politik lokal yang kian kompleks, Abdul Hakam Sholahuddin, SH, MH, resmi terpilih sebagai Ketua PC ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama) Kabupaten Blitar untuk periode 2025-2029.

Pemilihannya menjadi simbol harapan baru bagi organisasi yang konsisten memperjuangkan kepentingan umat dan pembangunan intelektual di tingkat kabupaten.

Menggantikan Imam Maliki, MH, yang mengundurkan diri setelah terpilih sebagai Ketua GP Ansor Kabupaten Blitar, Hakam dihadapkan pada tantangan besar untuk membawa ISNU menjadi lebih solid dan relevan dalam menghadapi perubahan zaman.

Pemilihan Hakam Sholahuddin, yang digelar melalui musyawarah mufakat di rumah Ketua Pembina ISNU Kabupaten Blitar, menjadi momen penting bagi pergerakan organisasi ini.

Bentuk Formatur

Sejumlah tokoh penting terlibat dalam proses tersebut, termasuk delapan anggota formatur yang terdiri dari Ketua Pembina, Ketua, Sekretaris, serta dua pimpinan PC dan tiga pimpinan PAC.

Hakam terpilih secara aklamasi, sebuah tanda dukungan luas terhadap kepemimpinannya yang dinilai memiliki kredibilitas tinggi.

"Saya mengapresiasi kepercayaan yang diberikan oleh teman-teman formatur. Ini bukan jabatan, tetapi sebuah amanah yang harus saya jalankan dengan penuh tanggung jawab," ujar Hakam, yang juga merupakan dosen dan akademisi, saat diwawancarai di sela-sela kesibukannya, Rabu 15/1 2025.

Pengalaman Hakam dalam dunia politik dan organisasi memang sudah tak diragukan lagi. Sebelum terpilih sebagai Ketua ISNU Kabupaten Blitar, Hakam pernah menjabat sebagai Wakil Ketua ISNU dan juga berkiprah dalam dunia jurnalisme.

Tak hanya itu, ia pernah mengemban tugas sebagai Ketua Bawaslu Kabupaten Blitar, yang memperkaya perspektifnya mengenai pentingnya integritas dalam kepemimpinan.

Haji Imam Kusnin Ahmad, Ketua Penasihat ISNU Kabupaten Blitar, yang juga mantan Ketua ISNU sebelum Imam Maliki, mengungkapkan, Hakam Sholahuddin adalah sosok yang tepat untuk memimpin ISNU Blitar.

Ia memiliki pengalaman yang luas, baik dalam bidang hukum, organisasi, maupun pemerintahan. "Saya yakin Mas Hakam mampu menggerakkan ISNU dengan lebih dinamis dan profesional," ujar Haji Kusnin.

"Ada pertimbangan khusus kami ajukan beliau sebagai pengganti Mas Maliki. Dua kali saya tanya. Pertama usai pulang Haji." Ji (Haji) Sanggupkah sampean diberi amanah meneruskan Perjuangan jadi Ketua ISNU. " Isyaallah Siap Pak Nin," Saya malu dan takut sama muasis NU, bila tidak siap. Khususnya malu dan takut pada Mbah Hasyim As'ary bila tidak diakui sebagai santrinya," jawabnya singkat.

"Meski siap. Saya tunggu moment yang tepat untuk konfercab. Ee…dinamika berubah setelah Mas Hakam ikut kontestasi politik. Saya menahan dulu sampai lihat sikon yang terjadi.

“Saat Konfercab dilaksanakan beliau masih dalam proses Ikut kontestasi tadi. Ya..mau tidak mau harus cari kandidat lain. Karena saya sudah dua kali periode memimpin ISNU Blitar. Ketemulah Imam Maliki (Sekretaris ISNU). Padahal dia saat itu disiapkan untuk kandidat Ketua PC Ansor. Ya.. semua mafhum dengan sikon yang terjadi. Akhirnya dia terpilih secara aklamasi di Konfercab ISNU," ungkapnya.

Lalu dalam perjalan an dinamika yang terjadi. PC Ansor selenggarakan Konfercab.

“Kebetulan saya masuk sebagai pembina Ansor. Banyak anggota PAC dan Ranting menghendaki Mas Maliki. Ya.. Akhirnya proses tetap berjalan dan otomatis saya harus mempertemukan keduanya. Alhamdulillah keduanya ada titik temu. Sebagai kader nahdliyin mereka siap melaksanakan amanah organisasi. Plong hati saya," pungkasnya.

Sebagai Ketua terpilih, Hakam memikul harapan besar untuk melanjutkan perjuangan ISNU dalam meningkatkan kualitas kehidupan umat Islam di Kabupaten Blitar.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi organisasi ini adalah bagaimana memperkuat peran serta masyarakat dalam menghadapi berbagai persoalan sosial, politik, dan ekonomi yang semakin kompleks.

Dengan latar belakangnya sebagai alumnus Magister Hukum Unisma Malang, Hakam memiliki bekal akademis yang kuat untuk memimpin ISNU Kabupaten Blitar.

Kini, tantangan utamanya adalah menyusun struktur pengurus yang solid, efektif, dan adaptif terhadap dinamika sosial-politik yang terus berkembang.

Haji Imam Kusnin Ahmad, Ketua Penasihat ISNU Kabupaten Blitar, menekankan bahwa Hakam perlu memastikan tim pengurus dapat bekerja secara sinergis dan responsif terhadap kebutuhan zaman.

"Ini bukan sekadar soal jabatan, tetapi bagaimana kita bekerja bersama untuk mewujudkan visi besar organisasi," ujar Kusnin.

Hakam diberi waktu hingga 12 Janari 2025 untuk merampungkan penyusunan struktur pengurus yang baru.

Meskipun tantangan besar menanti di depan, Hakam Sholahuddin menunjukkan kesiapan untuk memimpin ISNU Kabupaten Blitar ke arah yang lebih progresif dan relevan.

Bagi Hakam, perjalanan politik dan organisasi bukanlah tentang jabatan, melainkan tentang bagaimana memberi kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa.