Aman Beribadah Berpengaruh pada Kebahagiaan, Pesan MUI Jawa Timur
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur Prof KH Ali Maschan Moesa, mengingatkan, indeks kebahagiaan masyarakat Indonesia menjadi perhatian serius kalangan agamawan. Kebetulan, dalam riset tahun 2021, Indeks kebahagiaan di Jawa Timur menduduki angka 19 yang menunjukkan nilai perkembangan lebih baik. Indeks tersebut, nomor satu di provinsi-provinsi di Jawa.
"InsyaAllah kebahagiaan itu tercermin dalam kehidupan keberagamaan. Alhamdulillah, MUI Jatim makin sejuk. Ada Nur, cahaya, karena figur-figur ulama pesantren lebih banyak hadir di tengah-tengah masyarakat merasa di Jawa Timur," tutur Prof KH Ali Maschan Moesa dalam keterangan dikutip Sabtu 29 Januari 2022.
Prof Ali Maschan Moesa, yang kini Rektor Universitas Islam Kadiri (Uniska), ini mengingatkan kondusivitas masyarakat menjadi penting terkait kehidupan keagamaan di masyarakat.
"Ada rasa aman dulu baru nyaman beribadah. Semua ini, membutuhkan jiwa kepemimpinan yang mengayomi di tengah masyarakat. Dengan ulama dan pemimpin umat yang mengayomi, masyarakat dan khususnya umat Islam akan lebih nyaman dalam beribadah. Tidak mudah terbakar emosi karena ulah tokoh yang kerap berucap dengan kata-kata kasar di media sosial," tutur Kiai Ali Maschan.
Silaturahmi Pangdam V Brawijaya
Hal itu diungkap Prof Ali Maschan Moesa terkait menerima kunjungan silaturahmi Panglima Kodam V Brawijaya, Mayjen TNI Nurchahyanto MSi di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, Jumat 28 Januari 2022. Kehadiran orang nomor wahid di jajaran TNI di Jawa Timur, dimaksudkan untuk melakukan koordinasi atas isu-isu ketahanan dan fenomena ekstremisme di masyarakat.
Didampingi Asisten Teritorial Kodam V Brawijaya Kol. Inf. Ahmad Basuki, Pangdam disambut Prof KH Ali Maschan Moesa dan KH M Sudjak, keduanya Ketua MUI Jatim, mewakili KH M Hasan Mutawakkil Alallah (Ketua Umum MUI Jawa Timur) yang berhalangan hadir.
Sementara itu, Prof Akh. Muzakki, Sekretaris Umum MUI meskipun berada di kantor MUI, tidak bisa bergabung karena ada keperluan lain, digantikan Sekretaris MUI Jatim, Dr M Hasan Ubaidillah, sebagai pemandu pertemuan. Tampak pula hadir Ust Sholihin Hasan, sekretaris Komisi Fatwa MUI Jatim dan sejumlah pengurus lainnya.
"Terus terang saja, selama menjalani karis militer, baru kali ini kami ditugaskan di Jawa Timur. Sehingga, harus melakukan koordinasi serius dalam menghadapi masalah ketahanan masyarakat di sini. Saya asli Arek Malang," tutur Mayjen TNI Nurchahyanto.
Pertemuan dipandu Sekretaris MUI Jawa Timur, Dr M Hasan Ubaidillah, berlangsung rileks tapi serius. Ada persoalan kemasyarakat yang sempat dibicarakan dalam forum tersebut. Di antaranya, masalah radikalisme yang ditengarai telah memasuki kalangan TNI dan Polri.
"Di sinilah, kami merasa pentingnya untuk terus menerus melakukan penggalian dalam penanganan persoalan radikalisme dan ekstremisme di masyarakat. Kalangan ulama, yang mengedepankan nilai moderat dan toleransi, akan menjadi mitra dalam melaksanakan tugas-tugas kami di sini," tutur Mayjen TNI Nurchahyanto.
Pesan-Pesan MUI Jawa Timur
Sementara itu, KH Sudjak menegaskan empat unsur yang menjadikan rasa aman di masyarakat. Adanya kerja sama antara ulama dan umara, serta berfungsinya aparat di bidang ketahanan (TNI) dan ketertiban masyarakat (Polri).
"Dengan terjalinnya empat unsur, baik kerja sama dan koordinasi untuk tetap menjaga keutuhan kehidupan masyarakat dan negara, niscaya Indonesia akan terjamin kesejahteraannya," tutur Kiai Sudjak, yang juga Direktur Utama Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.
Hasan Ubaidillah pada kesempatan itu pun menambahkan, pihaknya meraih data valid tentang keterlibatan kelompok-kelompok radikal yang telah menguasai sejumlah masjid. Di masjid-masjid itu digunakan sebagai basis menyebarkan sifat-sifat ekstremisme di masyarakat dan menjadikan agama tidak ramah dan cenderung radikal.
Padahal, menurut dosen UIN Sunan Ampel ini, Islam mengajarkan nilai-nilai rahmah dan kedamaian. Islam yang Rahmatan lil 'alamin, justru lebih mengedepankan harmoni dan toleransi di tengah masyarakat kita yang plural ini.
"Ini memang menjadi tugas kita bersama. Ormas-ormas Islam yang mengusung sikap moderat harus kerja sama dengan TNI dan Polri,"tuturnya.
Menanggapi hal itu, Mayjen TNI Nurchahyanto berjanjir untuk melakukan koordinasi secara intens dengan MUI dan ormas-ormas Islam moderat seperti NU dan Muhammadiyah.
"Saya kira, kita tidak berhenti dengan pertemuan ini. Kami berharap terus-menerus ada koordinasi dengan bentuk kegiatan. Sinergi
Program. Alhamdulillah, petugas-petugas kami hingga tingkat terbawah, seperti Babinsa bisa berkoordinasi dengan tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama di tingkat desa, misalnya," tutur Arek Malang kelahiran lahir 25 Desember 1964.
Advertisement