Amalan Mudah Rezeki Lancar! Gus Baha Bahas Tafsir Surat An-Nur 61
KH Ahmad Bahauddin Nursalim, putra seorang ulama pakar Al-Qur'an yang juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA KH Nursalim Al-Hafizh dari Narukan, Rembang, Jawa Tengah.
Gus Baha seorang di antara ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki pengetahuan mendalam tentang Al-Qur'an. Kemampuannya menyampaikan ilmu disertai argumen sederhana menjadikan persoalan yang rumit terasa mudah dicerna. Ceramahnya banyak dicari oleh warganet maupun para penuntu ilmu.
Gus Baha menyampaikan satu amalan ringan untuk mempelancar rezeki. Gus Baha' mengupas salah satu ayat yang mengandung hikmah yaitu Surat An-Nur Ayat 61.
Tafsir Jalalain
Dalam Tafsir Jalalain, dijelaskan berikut:
Tidak ada dosa bagi orang buta, tidak pula bagi orang pincang, dan tidak pula bagi orang sakit) untuk makan bersama dengan orang-orang selain mereka (dan tidak pula) dosa (bagi diri kalian sendiri untuk makan bersama mereka di rumah kalian sendiri) yaitu di rumah anak-anak kalian (atau rumah bapak-bapak kalian, di rumah ibu-ibu kalian, di rumah saudara-saudara kalian yang laki-laki, di rumah saudara-saudara kalian yang perempuan, di rumah saudara-saudara bapak kalian yang laki-laki, di rumah saudara-saudara bapak kalian yang perempuan, di rumah saudara-saudara ibu kalian yang laki-laki, di rumah saudara-saudara ibu kalian yang perempuan, di rumah yang kalian miliki kuncinya) yang khusus kalian sediakan buat orang lain (atau - di rumah - kawan-kawan kalian)yang dimaksud dengan kawan adalah orang-orang yang benar-benar setia kepada kalian. Makna ayat ini ialah, bahwa kalian diperbolehkan makan dari rumah-rumah orang-orang yang telah disebutkan tadi, sekalipun para pemiliknya tidak hadir atau sedang tidak ada di rumah, jika memang kalian telah yakin akan kerelaan mereka terhadap sikap kalian itu (Tidak ada dosa bagi kalian makan bersama-sama mereka) yakni berbarengan dengan mereka (atau sendirian) tidak bersama-sama. Lafal Asytaatan ini adalah bentuk jamak dari kata Syatta, artinya sendiri-sendiri atau berpisah-pisah. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan seseorang yang merasa berdosa jika ia makan sendirian. Jika ia tidak menemukan seseorang yang mau makan bersamanya, maka ia tidak mau memakan makanannya (maka apabila kalian memasuki rumah-rumah) milik kalian sendiri yang tidak ada penghuninya(hendaklah kalian memberi salam kepada diri kalian sendiri) katakanlah! "Assalaamu 'Alainaa Wa Alaa `Ibaadillaahish Shaalihiin" yang artinya, "Keselamatan semoga dilimpahkan kepada diri kami dan hamba-hamba Allah yang saleh". Karena sesungguhnya para Malaikatlah yang akan menjawab salam kalian itu. Jika ternyata di dalam rumah-rumah itu terdapat penghuninya, maka berilah salam kepada mereka (sebagai salam) lafal Tahiyyatan menjadi Mashdar artinya sebagai penghormatan (yang ditetapkan di sisi Allah, yang diberkati lagi baik) yakni diberi pahala bagi orang yang mengucapkannya. (Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya bagi kalian) Dia merincikan tanda-tanda agama kalian (agar kalian memahaminya) supaya kalian mengerti hal tersebut.
Penjelasan Gus Baha'
Lebih jauh Gus Baha menjelaskan. Ayat 62 dari Surat An-Nur, menerangkan tentang adab masuk rumah sendiri maupun orang lain.
Menurut riwayat Asbabun Nuzul, ayat ini berkenaan dengan seseorang yang merasa berdosa jika ia makan sendirian. Jika ia tidak menemukan seseorang yang mau makan bersamanya, maka ia tidak mau memakan makanannya.
Gus Baha mengijazahkan amalan agar rezeki kita lancar dan tidak menjadi fakir. Yaitu pada saat memasuki rumah khususnya rumah kita sendiri, yang dimungkinkan tidak ada orang yang menjawabnya, maka kita dianjurkan membaca Salam untuk diri kita sendiri dengan membaca:
Assalaamu 'Alainaa wa 'Alaa Ibaadillaahish Shaalihiin
Artinya: Keselamatan semoga dilimpahkan kepada diri kami dan hamba-hamba Allah yang saleh.
Para Malaikat akan menjawab salam yang kita ucapkan.
Kenapa orang yang mengucapkan salam tersebut rezekinya lancar?
Kata Gus Baha, orang yang mengamalkan kalimat itu akan mendapatkan jaminan dari Allah Ta'ala, "tahiyyatan min indillahi mubarakatan thayyiba".
Mendapatkan keberkahan dari sisi Allah Ta'ala. Dan tidak mungkin orang yang mendapatkan keberkahan hidupnya miskin.
Demikian amalan ringan sebagai doa yang bisa kita praktikkan sehari-hari dalam kehidupan kita. Semoga bermanfaat.
Advertisement