Amalan Menyambut Malam Nishfu Sya'ban, Ini Penjelasan Sayid Muhammad Al-Maliki
Hari Senin, 30 April 2018, malam nanti, bertempatan tanggal 14 Sya'ban. Berarti merupakan malam keistimewaan, Malam Nishfu Sya'ban. Untuk menyambutnya, berikut ngopibareng.id menghadirkan pesan khusus:
شهر شعبان ، ماذا فيها؟
Bulan Sya'ban. Ada apa di bulan Sya'ban itu?
Begitulah judul sebuah risalah kecil dari Syaikh Muhammad bin 'Alawi Al Maliki Al Hasani. Dalam risalah kecil itu beliau mrngulas beberapa peristiwa yang terjadi di bulan Sya'ban. Antara lain :
1. تحويل القبلة
Pemindahan Kiblat Shalat.
Ketika pertama kali Nabi menginjakkan kaki di bumi Madinah, beliau diperintahkan shalat dengan menghadap ke Baitil Maqdis.
Demikian itu - kata Syaikh Abu Hatim Ath Thaaliqaani - berlangsung selama 17 bulan lebih 3 hari. Sudah pada bulan ke-17, karena sedemikian besar rasa rindunya ke kampung halamannya, maka Nabi dalam shalatnya sering-sering menengadahkan wajah ke langit untuk menunggu datangnya wahyu. Tiba-tiba, Nabi masih sedang shalat, turunlah wahyu :
قد نرى تقلب وجهك فى السماء فلنولنك قبلة ترضاها وحيثما كنتم فولوا وجوهكم شطره
"Sesungguhnya aku melihat wajahmu sering menengadah ke langit. Karena itu, (mulai sekarang) akan Kami hadapkan wajahmu ke kiblat yang kamu sukai. Di manapun kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram."
Perintah dalam ayat itu adalah menghadapkan wajah bukan ke kiblat, melainkan ke arah kiblat. Jadi, kalau ada berita bahwa kiblat bergeser, maka saya lebih setuju dengan pendapat : tetap saja menghadap ke Barat, tidak perlu garis shaf dimiring-miringkan. Masjid Ngelom ada K. H. Shaleh Qasim, tidak pernah garis shafnya dimiring-miringkan.
2. رفع الأعمال
Pelaporan amal.
Artinya : semua amal kita dilaporkan oleh para Malaikat kepada Allah.
Pelaporan amal dalam 1 tahun terjadi 4 kali :
- pelaporan periodik, yaitu pada setiap malam Nishfu Sya'ban dan lailatul qadar
- pelaporan mingguan, yaitu pada setiap malam Jum'at
- pekaporan harian, yaitu pada setiap malam Kamis dan malam Senin
- pelaporan waktuan, yaitu pada setiap menjelang qabliyah dhuhur. Supaya laporannya baik, maka Imam Ghazali menyarankan agar pada hari-hari biasa shalat sunnah qabliyah dhuhur 4 rakaat 2 salam. Tapi khusus hari Jum'at, qabliyahnya 2 rajaat, dan ba'diyahnya 4 rakaat, 2 rakaat di masjid dan 2 rakaat di rumah.
Rasulullah SAW pernah ditanya oleh Sahabat Usamah bin Zaid, "Ya Rasulullah, mengapa engkau berpuasa sunnah lebih banyak dari pada di bulan-bulan yang lain?
Jawab beliau, bulan Sya'ban itu banyak dilupakan orang, lantaran terjepit di antara bulan Rajab dan bulan Ramadlan. Di bulan Sya'ban ini ada pelaporan amal, maka aku ingin, tepat pada saat pelaporan amal iini aku sedang berpuasa.
3. تقدير الأعمال
Penentuan batas usia (ajal). Inilah yang menakutkan. Artinya, pada malam Nishfu Sya'ban Malaikat Izrail diberi daftar oleh Allah siapa saja yang akan mati pada tahun itu.
4. ليلة النصف من شعبان
Malam Nishfu Sya'ban
Pada suatu malam, Rasulullah SAW sedang tidur bersama Bu Nyai Aisyah. Ketika diraba-raba Bu Nyai, tiba-tiba Rasulullah sudah tidak ada di tempat tidur. Dilihat oleh Bu Nyai, ternyata beliau sedang shalat. Dilihat-lihat oleh Bu Nyai, sujudnya sangat lama dan tidak ada gerak dan nafas sama sekali. Maka dianggapnya beliau telah tiada. Tetapi ketika disentuh ibu jarinya, ternyata bergerak-gerak. Maka hati Bu Nyai plong. Seusai shalat, beliau bertanya, "ini malam apa, Aisyah? Tentu jawab Bu Nyai, tidak tahu !!! Maka brliau jelaskan, ini malam adalah malam Nishfu Sya'ban. Pada malam ini Allah turun ke langit dunia (maksudnya, rahmat-Nya yang turun) untuk memantau hamba-hamba-Nya. Allah mengampuni hamba-hamba-Nya sejumlah bulu kambing milik Suku Kalb (kata Syaikh Muhammad, Suku Kalb itu dikenal paling banyak ternak kambing) (Al Hadits).
Ada 4 buah Hadits yang sama-sama berbicara tentang keutamaan malam Nishfu Sya'ban, tetapi berbeda-beda dalam menyebutkan orang-orang yang tidak diampuni oleh Allah meskipun pada malam Nishfu Sya'ban. Hadits-Hadits yang berbeda-beda itu tidak boleh dibenturkan, tetapi harus dikorelasikan, sehingga melahirkan pengertian, bahwa mereka yang tidak diampuni itu adalah : pelaku syirik, pelaku pembunuhan, pelaku zina, provokator, dan orang bunuh diri.
Pernah juga pada suatu malam, Bu Nyai Aisyah kehilangan Rasulullah, padahahal sejak ba'da Isyak tadi beliau tidur bersama. Maka Bu Nyai segera keluar untuk mencari beliau, tahu-tahu beliau ditemukan oleh Bu Nyai berada di makam Baqi' sambil berdoa dengan menengadahkan wajah ke langit. Melihat kedatangan Bu Nyai, maka beliau bertanya, Adakah engkau khawatir dikhianati Allah dan Rasul-Nya? jawab Bu Nyai, Enggaaaak, Ya Rasulallah, aku kira engkau bergilir ke isterimu yang lain Kata beliau, _ini malam adalah malam Nishfu Sya'ban. Pada malam ini Allah turun ke langit dunia untuk mengampuni siapapun yang memohon ampunan, merahmati siapapun yang memohon rahmat, mengabulkan hajat siapapun yang berhahat, memenuhi permohonan siapapun yang memohon kepada-Nya.
Pertanyaannya : lalu amalan apakah yang sunnah diamalkan pada malam Nishfu Sya'ban itu?
Menurut Sysikh Muhammad bin 'Alawi Al Maliki Al Hasani :
1. Mengikuti shalat jamaah maghrib.
2. Seusai shalat maghrib, dengan dipimpin oleh iman, membaca bersama surah yasin 3 kali, cukup diniati memohon selamat dunia akhirat. Menurut Syaikh Muhammad, tidak perlu yasin I diniati memohon rejeki lapang, yasin II diniati memohon panjang umar, dan yasin III diniati memohon selamat dari berbagai bencana.
Demikian itu menurut Syaikh Muhammad tidak ada dasarnya.
Adapun doa Nishfu Sya'ban yang umumnya betbunyi : اللهم ياذا المن و لا يمن عليك dan seterusnya. Jika ada lafadh في أم الكتاب hanya ada 2 kali, maka menurut Syaikh Muhammad harus dihapus kedua-duanya, karena tidak cocok.
Tetapi lafadh و عنده أم الكتاب tetap dibaca.
3. Shalat malam. Meskipun Imam Ghazali mrmberi nama Shalat Ragha-ib, tetapi niatnya tetap shalat tahajjud atau shalat Tasbih, bukan shalat hajat.
4. Shadaqah. Mengikuti bacaan bersama Surah Yasin, bukan hanya orangnya saja yang datang, tetapi dengan membawa makanan lezat yang dihidangkan sebagai sedekah. (adi)
Advertisement