Alumnus Pesantren Ini Melukis Ukir di Daun Jati Kering
Sejumlah benda seperti, kain, kertas, hingga tembok biasa digunakan sebagai media melukis. Tetapi tidak demikian dengan Rijalullah, 31 tahun, warga Dusun Pekalongan, Desa Wringinanom, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo. Seniman lukis ukir ini menggunakan daun jati kering sebagai medianya.
Tinggal di pelosok desa di lereng Gunung Bromo membuat Rijal, panggilan Rijalullah, tidak kesulitan menemukan daun jati sebagai media lukis ukirnya. Sebab tegakan pohon-pohon jati banyak ditanam warga dan Perhutani di kawasan pegunungan di sekitar rumahnya.
Meski berbahan alami yang sederhana, lukisan ukir Rijal ternyatanya banyak digemari warga Probolinggo. Juga dari kota-kota lain seperti, Surabaya, Jakarta, Jogjakarta, dan sejumlah kota di Kalimantan.
“Lukisan ukir saya juga dipesan warga Singapura hingga Hongkong,” kata Rijal di rumahnya, Sabtu, 21 Oktober 2023. Di rumahnya pula, ia berkarya dengan media daun jati kering, cutter, hingga cat (pernis).
Rijal biasanya mendapatkan pesanan dari warga agar melukis wajahnya dalam bentuk sketsa. Pria paro baya itu kemudian membuat sketsa di atas daun jati kering.
Setelah itu, ia mulai mengukir daun jati kering dengan menggunakan cutter. “Pada proses ini diperlukan kehati-hatian, karena semakin detail gambar dan ukuran daun jati kering yang lebih kecil, risiko daun jati rusak cukup besar,” katanya.
Terakhir tahap finishing, yakni penyempurnaan lukisan ukir pada daun jati kerig. Termasuk dicat (dipernis) sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam pigura.
Rijal mengaku, sudah menekuni seni lukis ukir ini sejak sekitar satu setengah tahun lalu. “Sebenarnya saya sudah hobi melukis sejak usia tiga tahun, saat masuk pesantren. Tetapi menekuni lukis ukir ini sejak satu setengah tahun lalu,” katanya.
Rijal kecil hingga remaja mengaku, biasa menggoreskan kaligrafi terutama saat masih di pesantren. Suatu ketika ia menyaksikan youtube yang menayangkan kaligrafi dengan media daun. Ia pun kemudian mencoba membuat kaligrafi hingga lukisan sketsa pada daun jati kering.
Ditanya harga lukisan ukir karyanya, Rijal mengatakan, bervariasi tergantung ukuran hingga detail lukisan ukir. Yang terendah dipatok Rp130.000 hingga yang tertinggi Rp800.000.
Rijal pun menghasilkan omzet hingga belasan juta rupiah dalam sebulannya. “Kalau pendapatan sih tidak menentu. Jika dirata-rata Rp10 sampai Rp12 juta per bulan,” katanya.
Untuk pemasaran karyanya, Rijal memanfaatkan media sosial, mulai dari tiktok, instagram, hingga youtube. Karena sudah banyak dikenal, ia biasa melayani lukis ukir daun jati kering ini dari 20-30 pesanan per bulan.
Untuk menyelesaikan sebuah lukisan ukir, Rijal mengaku, punya teknik sendiri dengan waktu paling cepat 20 menit. “Biasanya yang pesan lukisan ukir ini untuk hiasan dinding hingga untuk souvenir," katanya.
Selain menggunakan media daun jati kering, Rijal juga melukis sketsa wajag dengan selotip. Potongan-potongan selotip disusun hingga membentuk sebuah wajah. “Ke depan, saya akan berkreasi yang lain lagi,” pungkasnya.
Advertisement