Alumni UB Maju Pilwali Surabaya, ini Tanggapan IKA UB
Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Brawijaya (UB), Ahmad Erani Yustika, mengatakan, anggota organisasi yang dipimpinnya banyak berkiprah dalam berbagai bidang, tak terkecuali di bidang Politik.
"Sebagai warga negara, para alumni memiliki hak untuk berkiprah di mana saja. Sesuai dengan keinginannya. Kami sebagai pengurus IKA UB hanya memastikan seluruh alumni bermanfaat bagi masyarakat," terangnya pada ngopibareng.id, Senin 2 Desember 2019 via pesan WhatsApp.
Ahmad Erani Yustika mengungkapkan hal itu, menanggapi salah seorang alumni UB yang akan maju di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020. Yakni, Gamal Abinsaid dari Fakultas Kedokteran (FK) UB.
Erani menerangkan, dari ratusan ribu jumlah alumni UB, memang banyak yang menduduki jabatan politik baik. Baik sebagai gubernur, bupati, wali kota hingga kepala desa dan lurah.
"Mereka berkiprah berdasarkan preferensi individu masing-masing. Fokus kami lebih kepada memberi ruang kepada alumni untuk mengembangkan kapasitasnya," jelas mantan Staf Khusus Presiden di bidang ekonomi tersebut.
Apakah IKA UB akan mendukung secara politik pencalonan Gamal?
Erani mengatakan, lembaga yang dipimpinnya bukan merupakan partai politik.
"IKA UB bukan partai politik. Tapi, lembaga yang menaungi seluruh alumni tanpa sekat. Fokus kami adalah untuk memastikan kebermanfaatan serta mengembangkan kapasitas alumni," tuturnya.
Seperti diberitakan ngopibareng.id sebelumnya, Gamal Albinsaid mendeklarasikan diri untuk maju dalam pemilihan Wali Kota Surabaya 2020 nanti. Hal tersebut disampaikan sendiri oleh Gamal Albinsaid saat acara blusukan ke warga Jalan Kaliasin 1, Surabaya, Minggu 1 Desember 2019.
Gamal Albinsaid menjelaskan, dia maju dalam Pilwali Surabaya 2020 karena mendapatkan dorongan dari berbagai elemen masyarakat di Surabaya.
Salah satu yang akan menjadi fokus Gamal, jika terpilih adalah membuka lapangan pekerjaan yang selama ini masih minim terutama untuk kalangan milenial.
Sesuai survei yang dilakukan Social Science Citation Index (SSCI) dan Indobarometer, dikatakan Gamal, sebanyak 25,5 persen anak muda mengeluhkan minimnya lapangan pekerjaan. Salah satu solusi yang ia tawarkan adalah dengan membuat pelatihan kerja.
Disinggung terkait latar belakang dirinya yang kelahiran Malang, dokter lulusan Universitas Brawijaya ini mempunyai jawaban tersendiri.
Untuk diketahui, Surabaya dan Malang cukup terkenal dengan rivalitas yang mengakar di olahraga sepak bola sampai ke suporter masing-masing.
"Meskipun lahir di Malang, saya besar di tiga kota. Jakarta, Surabaya dan Malang. Tiga kota ini pula memiliki kesan mendalam bagi saya. Khusus Surabaya, bahkan saya menikah dengan istri saya di kota ini," tutur Gamal, mengakhiri.