Alumni ITS Jadi CEO Monde Nissin, Raup Rp 14,30 Triliun dari IPO
Perusahaan pembuatan makanan kering dan mi instan Monde Nissin baru-baru ini menjadi sorotan pasar modal Asia. Pasalnya perusahaan milik keluarga Indonesia-Filipina itu baru saja mencatatkan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) terbesar di Bursa Efek Filipina (Philippine Stock Exchange), Manila. Perusahaan pemilik produk makanan olahan daging Quorn ini akhirnya go public di Filipina dengan mengumpulkan dana IPO 48,6 miliar peso Filipina atau sekitar US$ 1 miliar (setara dengan Rp 14,30 triliun, kurs Rp 14.300/US$), pada Selasa 1 Juni 2021.
Namun ada satu hal lagi yang menjadi menarik bagi masyarakat Indonesia. Perusahaan itu ternyata dipimpin oleh seorang CEO asal Indonesia yang bernama Henry Soesanto.
Mengutip situs resmi Monde Nissin, Henry merupakan orang yang cukup penting di Monde, baik di kantor pusat maupun di cabang-cabang internasionalnya.
Ia menjadi petinggi di beberapa perusahaan cabang seperti Monde Land, Inc., Monde Rizal Properties, Inc., Monde Nissin Singapore Pte. Ltd., Monde Nissin UK Ltd., Monde Nissin International Investments Ltd., Monde Nissin Holdings (Thailand) Ltd., Monde Nissin New Zealand Limited, All Fit & Popular Foods Inc.
Henry juga mengenyam bangku perkuliahan strata satunya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Ia lalu melanjutkan studi masternya dalam jurusan Teknik Kimia dan menyelesaikan eCornell University, Program Sertifikat Nutrisi Berbasis Tanaman di Amerika Serikat.
Dua orang Indonesia lainnya yakni, Hartono Kweefanus sebagai Chairman of the Board Monde Nissin dan Hoediono Kweefanus, Vice-Chairman of the Board Monde Nissin.
Dalam sebuah keterangannya, Henry menyatakan IPO ini akan menjadi salah satu titik yang penting bagi perusahaan untuk berekspansi, terutama dalam mengembangkan bisnis Quorn.
"Sebagian besar dana IPO akan digunakan untuk meningkatkan produksi barang-barang konsumen perusahaan, terutama Quorn, kata CEO Henry Soesanto, dikutip CNN Business, Rabu 2 Juni 2021.
Quorn yang diakuisisi Monde Nissin itu sebelumnya merupakan produsen ayam 'tanpa daging' asal Inggris. Dalam produksinya mereka mengganti ayam dengan bahan-bahan jamur fermentasi. Quorn sendiri diakuisisi Monde Nissin pada 2015 seharga £550 juta atau sekitar US$ 847 juta pada saat itu, atau sekitar Rp 12 triliun.
Selain Quorn, Henry menyebut Monde Nissin juga berambisi untuk mengembangkan produk mi instannya di Asia. Menurutnya, meski sudah lama menjadi pemimpin pasar di Filipina, riset menunjukkan konsumsi negara dalam kategori tersebut yakni mi instan masih relatif lebih rendah dibandingkan negara tetangganya.
Baca: Bos Garuda: Gaji Direksi-Komisaris di Mei Dibayar Juni Ini
Dia mengatakan rata-rata pelanggan di sana hanya makan sekitar 36 bungkus mi per tahun, sedangkan di Vietnam dan Indonesia biasanya mengonsumsi sekitar 50 bungkus.
Lebih lanjut, Henry menyebut kemungkinan Monde Nissin juga mempertimbangkan kemungkinan listing ganda. Perusahaan tidak mengesampingkan gagasan penawaran sekunder di bursa saham Inggris, di mana Nissin memegang sekitar seperempat dari portofolionya.
"Saya tidak bisa mengatakannya sedini sekarang, tapi semuanya mungkin (dual listing di Inggris)," katanya .
"Bisa jadi London, bisa jadi AS, tapi kita tidak tahu kapan."
Saham perusahaan, yang terdaftar di Bursa Efek Filipina di bawah simbol ticker "Monde," dan listing pada pukul 12:45. waktu setempat pada Selasa kemarin.