Alpukat Belum Panen, Tani Blitar Bisa Raup Rp 15 Juta per Bulan
Muhsin memililh berhenti menjadi Kepala Desa Umbul Damar, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, di tahun 2019. Ia memilih beralih pekerjaan jadi petani alpukat. Kini, pohon alpukatnya sudah berusia dua tahun. Meski belum memasuki masa panen, kebun alpukat Muhsin sudah menghasilkan keuntungan Rp 15 juta sebulan.
Tumpang Sari
Pengalamannya menanam pohon pisang di sela-sela tanaman pohon alpukat telah mendatangkan keuntungan yang menjanjikan. Di lahan 2,5 hektare, Muhsin menanam pohon alpukat sejumlah 1.300 pohon.
Muhsin lantas mengatur jarak pohon alpukat varietas aligator 4x4 m. Di antaranya ia tanami dengan pohon pisang. Kini, pohon alpukat yang masih berumur dua tahun sudah menunjukkan pertumbuhannya yang bagus
Begitu juga dengan pohon pisang di antaranya. Muhsin menceritakan, pohon pisang kini telah berbuah manis. Rata-rata lima tandan pisang dipanen dari setiap pohon, setiap harinya. Satu tandannya, laku Rp 100 ribu. Kondisi ini sudah dinikmatinya selama beberapa bulan terakhir.
Manisnya Panen Pisang
"Dengan penanaman sistem tumpang sari alpukat dan pohon pisang, saya mendapatkan pendapatan Rp 500 ribu,” katanya pada sejumlah warga yang duduk melingkar. Hari itu, Muhsin sengaja menularkan kisah suksesnya pada petani lain.
Sambil menunggu pohon alpukat berbuah, Muhsin sudah meraup pendapatan minimal Rp 15 juta per bulannya. Pohon alpukat miliknya baru akan dipanen jika usianya sudah tiga tahun.
Jika nantinya berbuah, Muhsin punya kiat supaya pohonnya sehat dan buahnya bagus. Ia melanjutkan, pohon alpukat berusia 1,5 tahun pun sebagian sudah bisa dibuahkan. Usia 3 tahun disebutnya punya keuntungan lebih baik bagi pohon dan juga buah alpukatnya. Pohon tentu lebih kuat menopang buah, dibanding usia 1,5 tahun.
Tips Memanen Alpukat
Namun, pembuahan pertama tak boleh lebih dari 80 buah. Ini mengingat pohonnya masih belum begitu besar. Khawatir pohon tidak kuat menahan buah. “Bertani kebun alpukat memang menjanjikan. Buah alpukat sangat istimewa,” katanya.
Dengan 80 buah per pohon, panen perdana alpukat bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp 2 juta per bulan. Kalau Muhsin mempunyai 1.300 pohon alpukat, setelah tidak menjadi kepala desa, Muhsin berpeluang punya penghasilan Rp 2.6 miliar.
Meski tak jadi kepala desa, naluri membantu kepada sesama agar bisa sejahtera bersama tetap dipertahankan.
Muhsin mengumpulkan para petani se-Kecamatan Binangun untuk bergabung dan belajar bersama-sama, agar menjadi petani yang sukses. Ia mengundang Muhammad Iskandar konsultan buah alpukat, Dari Nusa Patria Link, Jumat, 2 Juli 2021.
Muhammad Iskandar menceritakan kepada petani pekebun alpukat, bahwa pasar buah alpukat masih terbuka lebar. “Buah alpukat selain untuk dikonsumsi, juga dipergunakan untuk make up pun masker. Bahkan juga digunakan untuk minyak wangi sebuah perusahaan di luar negeri”, jelasnya.
Menurutnya, di Kecamatan Binangun, kini tertanam 10 ribu pohon untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar.
Selain konsultan budidaya buah alpukat, di tempat yang sama, juga dihadirkan Ana Piara dari Persatuan Bumdes Indonesia untuk memotivasi petani alpukat di Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar untuk membentuk korporasi petani pekebun alpukat.
Advertisement