Ramalan KH Zainuddin MZ Akan Datang Penyakit Wahan Yang Mematikan
Almarhum dai kondang sejuta umat, KH Zainuddin MZ ternyata pernah meramal akan datangnya penyakit Wahan atau dalam kalimat arab الْوَهَنُ (Wahn), sebuah penyakit yang akan menghancurkan dunia kelak di akhir zaman. Banyak yang mengaitkan ramalan KH Zainuddin MZ ini sebagai virus Corona yang kebetulan berasal dari Kota Wuhan China, karena penyakit Wahan (الْوَهَنُ atau Wahn) yang diramal Zainuddin mirip dengan kata Wuhan. Benarkah ramalan ini?
Kini ceramah KH Zainuddin MZ belasan tahun lalu itu, viral di media sosial. Ceramahnya di YouTube dibagikan berulang-ulang melalui platform WhatsApp. Beragam kanal YouTube juga mengupload ulang ceramah itu.
Menurut Zainuddin, Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa kelak di akhir zaman akan datang penyakit الْوَهَنُ Wahan (Wahn).
"wal yak zifan nafi qulu bikumul wahan (Wahn)"
Pada saat itu, pada hatimu dicampakkanlah penyakit wahan.
Sahabat kemudian bertanya: "wa mal wahnu ya Rasulullah?"
Apakah penyakit wahan (Wahn) itu, ya Rasul.
Nabi Menjawab: "hubut dunia wakarohiyatul maut"
Penyakit wahan itu, tidak lain, adalah terlalu cinta kepada dunia dan terlalu takut kepada mati.
Berikut petikan ceramah KH Zainuddin MZ saat itu:
Pada suatu saat nanti, akan datang ditengah-tengah kamu, wahai umat Islam, dimana orang-orang lain di sekeliling kamu akan bersatu mengerubungimu, seperti bersatunya orang-orang mengerubungi makanan di atas meja hidangan. Akan datang satu saat nanti dimana kondisimu akan dikepung sedemikian rupa. Yang barat mau menerkam, yang timur menghantam, yang selatan menginjak-injak dan yang utara pun akan menjelajah. Kondisimu ibarat makanan diatas meja hindangan. Sebagian sahabat merasa heran dan terkejut, lalu mereka bertanya:
“amin kilatil nahnu yau ma izin, Ya Rasulullah"
Apakah jumlah kami sedikit ya Rasul, kami sampai dikepung sedemikian rupa?
Baginda menjawab: “bal antum yau ma izin kassir"
Sama sekali tidak. Kamu tidak sedikit pada saat itu, bahkan jumlahmu sangat banyak, kamu adalah majoriti.
“wala kin nakum ghusa unka ghusa is sa il"
Tetapi keadaanmu saat itu persis seperti buih di lautan. Banyak tetapi berserakan, banyak tetapi tidak mempunyai daya dan kekuatan, banyak tetapi dipermainkan gelombang lautan.
Dihempas ke tepian pantai tanpa punya makna dan arti. Kondisimu pada saat itu yang merupakan kuantitas yang tanpa kwalitas. Sehingga orang lain mudah saja mengepungmu, aqidah mu didangkalkan dibanjiri dengan peradaban dan kebudayaan yang menjauhkan diri dari agama. Dari segi maksiat dan mungkaran seluruhnya mengepung sampai kita melepaskan nilai-nilai Islam kita ini. Dan celakanya sambung baginda (Nabi):
"wal yan zi anta fil qulu bi a'duwikum wal maha batan min kum"
Akan dicabut kehebatanmu dimata musuh-musuhmu. Sehingga pada saat seperti itu, orang lain memandangmu umat Islam ini lemah saja, remeh saja, tidak ada apa-apanya, sudahlah, pokoknya umat Islam ini boleh dipermainkan saja. Umat Islam mudah, umat Islam kecil lantas mereka tiada kemampuan dalam mempertahankan KeIslamannya.
Mengapakah Rosul memberikan peringatan ini? di antaranya adalah atas dasar tarbiyah dan pembersihan jiwa yang diumpamakan seperti siraman bagi pohon yang disemai atau ditanam. Jika pohon tidak disirami, maka ia akan layu dan kering. la akan terus hidup subur jika disirami.
Demikianiah manusia. Hidup sebenarnya bagi individu atau jemaah adalah kerana adanya iman. Hidup manusia sebenarnya adalah hidup hatinya dengan keimanan bukan hidup jasad yang akan fana. Iman di dalam hati itulah yang akan melahirkan kehidupan yang bermakna. Hati perlu dilap selalu kerana ia mungkin berkarat.
Rasuluilah SAW bersabda yang bermaksud:
"Sesunggubnya hati manusia itu berkarat seperti berkaratnya besi.
Sababat-sababat bertanya: Apakah pengilapnya wahai Rasulullah?.
Rasulullah menerangkan: membaca Al Quran dan mengingati maut (mati).' (HR Al Baibaqi)
Alangkah ironi nya, alangkah menyedihkan, memilukan dan sekaligus memalukan. Umat yang mayoritas ini dipermainkan oleh yang minoritas. Umat yang terbesar, terbanyak, bahkan konon menurut catatan sampai melebihi 50 persen, tapi dipermainkan oleh mereka kelompok-kelompok yang lebih kecil ini.
Sabda Rasul seterusnya: “wal yak zifan nafi qulu bikumul wahan."
Pada saat itu, pada hatimu dicampakkanlah penyakit wahan.
Sahabat kemudian bertanya: “wa mal wahnu ya Rasulullah."
Apakah penyakit Wahan (Wahn) itu, ya Rasul.
Baginda menjawab: “hubut dunia wakarohiyatul maut."
Penyakit wahan itu, tidak lain, adalah "hubut dunia wakarohiyatul maut," yakni terlalu cinta kepada dunia dan terlalu takut kepada mati. Materialistik, dan takut risiko. Dua penyakit inilah yang menyebabkan, walaupun umat ini majoriti, tetapi dipermainkan oleh yang minoriti. Walaupun ia golongan terbesar, tapi nasibnya sama seperti makanan di meja makan, dari segala macam penjuru, mahu menghentam kita.
Kita sudah jadi umat yang majoriti, tetapi, umat yang majoriti ini, menurut Rasul, dikepung sedemikian rupa. Aqidahnya didangkalkan, peradaban dan kebudayaannya ditekan sedemikian rupa, kehidupan sosialnya dibuat individualis. Kemudian, dari segi pergaulan, pakaian, makanan, minuman dan sebagainya, diracuni.
Sampai kita, tidak berpegang teguh kepada Islam. Dan dikala itu, akan hilang kehebatan umat ini dimata musuh-musuhnya. Orang lain memandang kita ringan saja, mudah saja, satu umat yang telah kehilangan wibawa. Padahal, konon khabarnya, kita ini umat majoriti. Terlalu mudah bagi mereka untuk mengkotak-katikkan kita. Dan dikala itu dihati kita bermaharajalela penyakit wahan.
Apakah penyakit Wahan (Wahn) itu?
Pertama, "hubut dunia", terlalu cinta akan dunia. Terlalu cinta kepada dunia, yang menyebabkan kita lupa. Lupa, akan tanggungjawab dan kewajipan, lupa meneruskan dan mewariskan Islam ke generasi akan datang.
Kita, berlomba-lomba dan terus berlomba, hanya sekadar mengejar dunia dan seluruh isinya. Baik material, baik sexual, baik pangkat, jabatan dan kedudukkan.
Berlomba-lomba kita di dalamnya, sampai tercampaklah penyakit "hubut dunia", di dalam hati ini. Berurat dan berakar dunia itu, sulit dan berat lah kita berpisah daripadanya. Akibatnya, kemauan untuk berbuat, melakukan sesuatu itu demi, dan atas dasar agama sangat sulit terwujud di dalam kehidupan ini.
Sementara itu, dari penelusuran Ngopibareng.id, Hadits tentang penyakit Wahan atau wahn yang dikutip Almarhum KH Zainuddin MZ bunyi lengkapnya adalah:
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani.