Allah Bisa Tersinggung atas Ulah Manusia, Kata Gus Baha'
Orang-orang yang kerap menyebut nama Allah, memang baik. Tapi, seringkali mereka menyebut nama Allah hanya untuk kepentingan diri sendiri.
Dalam sutu kesempatan, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) justru mengarahkan kritiknya pada orang-orang demikian. Seolah-olah mereka sedang mendikte Allah Subhanahu wa ta'ala (Swt).
"Salah satu kebiasaan buruk manusia ialah suka membawa-bawa nama Allah untuk kepentingan dirinya. Seolah-olah apa yang ada dalam pikirannya selalu sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah," tutur Gus Baha.
Gus Baha mengingatkan, dalam keadaan demikian sesungguhnya malah berkebalikan. Bisa jadi, menyebut-nyebut nama Allah menjadikan Allah Swt tersinggung. "Ya, ini bisa membuat Allah tersinggung.” kata Gus Baha.
Gus Baha mencontohkan tentang bagaimana Allah tersinggung bila ada hamba-Nya membawa-bawa nama Allah untuk kepentingan egonya. Gus Baha berkisah dari Shahih Muslim tentang seorang lelaki yang merasa dirinya benar karena ibadahnya.
“Ini riwayat shahih. Tidak bisa tidak.” tegas gus Baha.
“Ada orang sedang bersujud. Sujud iku apik-apike (sebaik-baik) ibadah. Sujud itu merupakan salah satu ibadah terbaik.”
Ketika Kang Mustofa ini sedang bersujud, ada seorang ahli maksiat yang menginjak kepalanya. Ketika diinjak, Kang Fulan marah. Saking marahnya, dia bilang, “Fawallahi. Laa yaghfirulllahu laka. Demi Allah. Kamu tidak akan diampuni Allah.”
Merespons kejadian itu, Allah memberi wahyu kepada seorang Nabi. “Beri tahu kepada si Fulan yang sedang sujud itu. Bilang padanya, bagaimana mungkin dia mengatasnamakan sifatku pada seorang hambaku.”
Maksudnya dia membawa-bawa nama Allah karena kemarahan dalam dirinya sehingga seolah-olah Allah tidak mungkin mengampuni orang yang menginjak kepalanya.
Gus Baha melanjutkan, “Beri tahu kepada si Fulan kalau Aku mengampuni orang yang menginjak kepalanya dan Aku tidak menerima sujudnya.”
Dalam hal ini, kata Gus Baha, para ulama hadis sepakat kalau Allah tidak suka namanya dicatut atau dibawa-bawa oleh orang lain. Apalagi dalam kasus ini. Mana mungkin Allah yang memiliki sifat Ghafuur (zat yang maha banyak mengampuni) kok tidak mengampuni dosa orang lain. Sedangkan si Fulan malah menuduh Allah tidak mungkin mengampuni. Ini suatu yang sembrono.
Betapa saat ini banyak orang yang marah entah karena apa lalu membawa-bawa nama Allah untuk menghakimi orang lain. Ini biasanya dilakukan oleh kelompok ekstremis dan orang yang suka memvonis bidah.
"Jadi kita semua harus berhati-hati. Jangan gampang mengatasnamakan Allah untuk memenuhi ego kita. Maka, kita harus mengaji lagi agar tahu sesuatu yang benar dan yang salah."
Demikian pesan-pesan Gus Baha yang memberikan pencerahan bagi kita semua. Semoga bermanfaat. Amiin.