Alisya Mellynar Melawan Rasa Sakit Demi Emas PON
Tim Wushu berhasil menyumbangkan dua medali emas untuk kontingen Jawa Timur di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 Papua, yang berlangsung di GOR Futsal Dispora, Merauke, Kamis 30 September 2021.
Prestasi ini sangat membanggakan, tak hanya bagi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim dan tim wushu, namun secara pribadi Alisya Mellynar mengaku sangat bangga dengan capaian tersebut.
Alisya menjadi salah satu penyumbang medali emas di nomor taolu taiji jian + taiji quan. Ia berhasil meraih angka yang sangat tinggi, yakni 9,67 di taiji jian dan 9,68 di taiji quan.
Keberhasilan ini membuatnya sangat terkejut karena sebelumnya tak pernah menyangka bakal meraih poin setinggi itu. Lebih-lebih seperti yang disampaikan tim pelatih, Alisya tidak ditarget emas. Karena di nomor tersebut bercokol atlet-atlet ternama dari daerah lain yang lebih kuat seperti dari DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Lebih mengharukan lagi, Alisya sebetulnya sempat mengalami cedera kaki kanan saat latihan menjelang lomba, atau dua tiga hari sebelumnya, Senin 27 September 2021 lalu, sehingga latihan yang ia jalani tidak maksimal.
Selama dua hari tampil, secara kasat mata tampak seperti tidak ada apa-apa meski berkali-kali ia melakukan lompatan dan menggunakan kaki kanan yang cedera sebagai tumpuan. Wajahnya pun tampak sangat rileks seperti tidak ada beban.
Walau begitu, sebenarnya ia merasakan sedikit nyeri ketika turun usai melakukan lompatan. Hebatnya, rasa sakit itu ia tahan demi bisa meraih medali emas.
“Ya sempat cedera pas latihan perdana, katanya saat itu di engkel ligamennya kendur, sehingga saya merasa sakit. Sampai kemarin waktu pemanasan masih terasa sakit, cuma karena penanganan dari tim massage tepat, alhamdulillah bisa main dan menang,” ujar Alisya.
Ia mengaku, PON ini merupakan keikutsertaanya pertama. Sehingga, saat tampil ia berusaha untuk memberikan yang terbaik, kendati tidak ditarget meraih medali emas.
“Motivasinya lebih banyak self talk, ngomong kuat terus. Terus saya memang gak ditarget, jadi main lepas aja, gak terbebani dan mau menampilkan yang terbaik. Tentu saya gak menyangka karena ini PON pertama dan gak ada target,” ungkap atlet asal Surabaya itu.
Selain itu, Alisya mengaku mendapat dukungan dari banyak pihak. Mulai tim pelatih, teman-teman atlet, tim massage, dan tim psikologi yang selalu memberikan dukungan untuk bisa meraih prestasi terbaik di tengah kondisi yang sejatinya tidak 100 persen.
“Dua tadi yang Bobbie aja target, kalau Alisya itu fifty-fifty. Kita percaya kemampuan dia bagus, tapi banyak yang meremehkan dia. Kita percaya dia bisa cuma kita gak berani target. Tapi dia berhasil menunjukkan kalau dia bisa. Puji Tuhan aku seneng pol, ini bisa memotivasi teman-teman yang lain,” kata Pelatih Wushu Taolu, Sherly Hoediono.
Advertisement