Alissa Wahid Kenang Lily Wahid sebagai Sosok Pendobrak Politik
Almarhumah Lily Wahid dikenang oleh sang keponakan, Alissa Wahid, sebagai sosok yang supel dan dekat dengan keluarga. Perempuan 48 tahun ini mewakili keluarga Gus Dur untuk menghadiri prosesi pemakaman Lily Wahid di kompleks makam Gus Dur di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Sebelumnya, Sinta Nuriah Wahid, istri Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sudah melayat ke rumah duka Perumahan Kota Wisata Cluster West Covina, Gunungputri, Bogor, pada Senin 9 Mei 2022 malam. Ibu Sinta Nuriah Wahid ditemani putrinya, Yenny Wahid.
Kondisi kesehatan Sinta Nuriah Wahid tidak memungkinkan berpergian ke luar kota, sehingga Alissa Wahid mewakili keluarga Gus Dur yang berangkat ke Jombang.
"Pemakaman mewakili keluarga Ciganjur (keluarga Gus Dur). Ibu Sinta Nuriah Wahid sudah takziah ke rumah duka Ibu Lily Wahid. Beliau hari ini tidak bisa datang ke sini (Ponpes Tebuireng Jombang)," ujar Alissa Wahid.
Meski semasa hidupnya Lily Wahid mengidap penyakit, tetapi Alissa Wahid menilai almarhumah adalah sosok pejuang perempuan, terutama di dunia politik saat ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
H. Lily Chodidjah Wahid adalah anggota DPR RI periode 2009-2014 dari PKB mewakili Jawa Timur. Selama menjadi politisi, ia dikenal sangat kritis. Sikap Lily Wahid kala itu memang terbilang berani, karena berseberangan dengan induk partainya PKB.
"Ibu Lily fighter, sangat bersemangat nggak pernah lelah. Ia bertemu dengan banyak orang demi pesantren bangsa dan NU. Beliau dipecat karena menentang kenaikan BBM dan mendukung Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Bank Century," kenang Alissa Wahid.
Pemilik nama asli Alissa Qotrunnada Munawaroh ini merupakan salah satu keponakan yang dekat dengan Lily Wahid. Sejak SMP hingga kuliah, perempuan kelahiran 25 Juni 1973 tersebut, sering bermain ke rumah Lily Wahid di Pulomas, Jakarta.
"Waktu masih SMP, SMA hingga kuliah saya selalu ke (rumah) Bu Lily. Saya juga dekat dengan putra-putrinya. Kesehariannya beliah waktu masih sugeng (sehat) suka makan. Bukan orang yang sok ndoro. Biasa menikah dengan tentara jadi sudah biasa hidup di asrama," demikian kenang Alissa Wahid.
Advertisement