‘Algemeen Proefstation voor den Landbouw’ Itu Kini Jadi IP2TP
Gedung baru Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Muneng, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo diresmikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Sabtu, 26 Juni 2021 lalu. IP2TP melalui perjalanan panjang sejak dirintis pemerintah kolonial Belanda pada 1938 silam.
Semasa penjajahan Belanda, instansi ini dikenal sebagai Algeemen Proefstation voor den Landbouw (Balai Besar Penyelidikan Pertanian). Bahkan hingga kini, sebutan berbahasa Belanda ‘Landbouw’ (agrobisnis, pertanian) itu lebih familiar dibandingkan nama IP2TP Muneng.
“Mungkin karena orang-orang tua dulu menyebutnya ‘Landbouw’ hingga terkenal sampai sekarang,” kata Saiful, warga Desa Laweyan, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo.
Tempat penelitian pertanian itu sempat berubah nama menjadi Kebun Percobaan (KP) Muneng. Lokasinya, tepat di sisi utara ruas Tol Pasuruan Probolinggo (Paspro).
Bahkan proyek tol yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 10 April 2019 itu sempat “mengiris” memanjang lahan pertanian IP2TP Muneng. Berkahnya, bangunan IP2TP Muneng pun kini tampil dengan wajah baru yang megah di tengah-tengah kawasan pertanian.
IP2TP Muneng memiliki karakteristik lahan kering beriklim kering di dataran rendah (10 meter di atas permukaan laut/mdpl) dengan curah hujan dan kelembaban udara paling rendah serta suhu udara paling tinggi. Hal itu jika dibandingkan dengan empat IP2TP di bawah Balai Penelitian Tamanan Aneka Kacang dan Ubi (Balitkabi).
Balitkabi sendiri merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian.
AC Kolam Ikan
Sejak menempati gedung baru seluas sekitar 1,5 hektare, 2019 silam, IP2TP Muneng terus berbenah. Kantor yang berdiri megah didukung fasilitas pendukung seperti, lahan percobaan, rumah dinas koordinator kebun, mess, guest house, mushola, gudang mekanisasi. Gudang mekanisasi memuat dua traktor besar, satu traktor mini, dan satu hand traktor, gudang prosesing, ruang penyimpanan benih, serta laboratorium.
Uniknya gedung dengan ciri khas atap menjulang disertai “air conditioner” (AC) alami berupa kolam ikan di dasar bangunan. Kolam memanjang di sepanjang gedung di kedua sisi dirancang untuk mendinginkan udara secara natural, karena suhu udara di Muneng relatif tinggi.
Pepohonan di sekitar kantor tentu saja akan ikut menyumbang udara segar dan bersih. Bahkan kolam pendingin di kedua sisi gedung telah ditebari benih ikan nila.
Inilah konsep green building di IP2TP Muneng yang diharapkan memacu kinerja inovasi teknologi akabi mendukung pertanian maju, mandiri, dan modern.
IP2TP Muneng melakukan penelitian pemuliaan tanaman, ekofisiologi, produksi benih sumber dengan komoditas kedelai, kacang hijau, ubi kayu juga jagung. Dengan jenis tanah Alfisol, tekstur cukup remah, mudah diolah serta didukung oleh sumur pompa, lahan di IP2TP Muneng cocok untuk budi daya komoditas tanaman pangan seperti aneka kacang dan umbi juga serealia.
Karakteristik lain dari IP2TP ini menjadi lahan endemik hama ulat grayak dan kutu kebul, sehingga penelitian lapang pengujian ketahanan varietas terhadap kedua hama tersebut sering ditempatkan di IP2TP ini.
Keberadaan IP2TP Muneng di Kabupaten Probolinggo pun dituntut untuk berperan terhadap sektor pertanian setempat. “IP2TP harus ikut membantu sektor pertanian dengan komoditas yang menjadi penelitian IP2TP seperti, kedelai hitam,” kata Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari di hadapan Mentan SYL saat peresmian IP2TP, Sabtu, 26 Juni 2021.
Bupati pertama perempuan di Probolinggo itu mengaku, bersedia menyiapkan lahan sekitar 100 hektare untuk ditanami kedelai hitam.
Bahkan, UD Mustika Digdaya, produsen kecap di Probolinggo menggunakan bahan baku varietas kedelai hitam (Detam 1) hasil inovasi Badan Litbang Pertanian.
Perusahaan ini membutuhkan 60 ton kedelai hitam/bulan untuk menghasilkan sekitar 20 ribu liter kecap. Beberapa produk kecap “Made in Probolinggo” ini bahkan sudah diekspor ke Belanda dan Australia.