Alfred Riedl. Prestasi Timnas, Suap 2010, hingga Persebaya
Kabar meninggalnya Alfred Riedl menggemparkan Tanah Air. Ia wafat pada usia ke-70 di negaranya, Austria. Belum diketahui penyebab kematiannya, namun kabar terakhir tahun lalu, ia menderita penyakit jantung. Itu alasan mengapa ia tak jadi merapat ke Persebaya Surabaya meski sempat melakukan kesepakatan dengan manajemen.
Nama Riedl pernah sangat familiar dengan sepak bola Indonesia. Tahun 2010, ia didapuk PSSI untuk menukangi Timnas Indonesia, karena prestasinya saat melatih Vietnam di tahun 2007. Kala itu, ia berhasil membawa Vietnam lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2007.
Di bawah tangan dingin Opa Riedl, sapaan akrabnya, tim Garuda berhasil menjadi runner-up di Piala AFF 2010. Meski harus kalah dengan Malaysia dengan agregrat 2-4. Prestasi itu menjadi salah satu prestasi terbaik Timnas Indonesia di Piala AFF hingga kini.
Final Piala AFF 2010 itu menjadi pertandingan Timnas Indonesia yang sulit dilupakan masyarakat pencinta sepakbola nasional. Saat itu adalah momen terbaik sekaligus terburuk Timnas Indonesia, setidaknya dalam satu dekade terakhir.
Betapa tidak, kekalahan anak asuh Riedl di partai puncak itu sempat dikaitkan dengan perjudian. Laga yang digelar di Malaysia dan Jakarta itu dikabarkan menjadi ajang taruhan bandar judi, Timnas Indonesia dipaksa mengalah.
Mantan manajer Timnas, Andi Darussalam yang mengungkapkan rumor tersebut kepada publik ketika diwawancarai oleh Najwa Shihab. Dikutip dari Indosport, Alfred Riedl juga mengatakan bahwa ada pengurus PSSI yang masuk ke ruang ganti timnas dengan tujuan merencanakan sesuatu.
Riedl saat itu geram bukan main karena jelang final pun timnya dipolitisasi. Sampai akhirnya isu pengaturan skor mencuat.
"Saya harus akui saya melakukan kesalahan secara teknis, bahasanya blunder tapi tidak ada unsur apapun. Waktu itu Alfred Riedl setelah laga bilang, seingat saya, setiap pemain bisa saja melakukan kesalahan," kata Maman Abdurrahman.
Namun terlepas dari itu semua, prestasi Timnas tahun 2010 sangatlah gemilang. Hitung-hitungan di atas kertas memang seharusnya Timnas Indonesia yang jadi juara. Terlebih saat itu materi pemain Timnas sangat apik. Mulai dari Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono, Firman Utina, Maman Abdurrahman, Markus Horison, hingga pemain naturalisasi baru Irfan Bachdim membuat timnas tampil perkasa di sepanjang turnamen itu, sejak babak penyisihan hingga semifinal.
Setelah itu, Riedl kembali dipercaya menukangi Timnas. Ia kembali membawa Timnas masuk final Piala AFF 2016. Namun lagi-lagi keok. Timnas harus mengakui kekuatan Thailand dengan skor 2-3. hasil itu pula yang membuat Riedl dijuluki Mr. Runner-Up.
Karir Riedl seakan berhenti setelah menukangi Timnas tahun 2016. Pada tahun 2019, ia dikontak oleh Manajemen Persebaya untuk menjadi pelatih Bajul Ijo. Namun belum sampai menapakkan kaki di Kota Surabaya, Riedl harus undur diri. Sebab, ia musti melakukan operasi bypass jantung. Sehingga dengan terpaksa, manajemen klub berjulukan Bajul Ijo itu menunjuk Wolfgang Pikal, yang seharusnya menjadi asisten Riedl.
Itu menjadi kabar terakhir Riedl di dunia sepak bola Indonesia. Sebab, setelah hampir setahun lamanya tak terdengar, Riedl dikabarkan meninggal dunia di Wina, Austria. Selamat Jalan Opa Reidl!