Alergi Dipicu Faktor Genetik, Ini Cara Pencegahannya
Alergi makanan kerap terjadi pada anak-anak. Menurut dokter spesialis anak, dr. Septria Erlitarini, SpA, susu sapi menjadi alergen (penyebab alergi) makanan pada bayi.
"Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ, dan sistem organ tubuh yang ditimbulkan alergi terhadap bahan makanan," ungkap dokter dari MedicElle Clinic ini.
Alergi disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya faktor genetik. "Apabila orangtua tidak memiliki alergi, bukan berarti anak juga tidak akan alergi. Tetap bisa terkena alergi tapi resikonya lebih kecil hanya 5 sampai 15 persen," terang Septria Erlitarini.
Apabila salah satu dari orangtua atau saudara kandung memiliki alergi pada makanan tertentu, lanjut Septria Erlitarini, anak akan memiliki risiko alergi lebih besar sekitar 25 sampai 40 persen.
"Paling tinggi risiko alergi bisa terjadi sampai 60 persen. Apalabila kedua orangtua memiliki alergi pada suatu makanan tertentu," jelas Septria Erlitarini.
Meski faktor genetik mempengaruhi, menurut Septria Erlitarini, faktor lingkungan juga perpegaruh besar terhadap munculnya alergi.
"Untuk pencegahan primernya bagi anak-anak usia 2 tahun melalui ASI selama 6 bulan. Hal ini sudah disepakati di seluruh dunia," imbuhnya.
ASI, ungkap Septria Erlitarini, bisa membentuk daya tahan tubuh pada anak, sehingga anak memilki kekuatan yang cukup untuk melawan alergen yang masuk.
"Selanjutnya, pencegahannya bisa dilakukan dengan cara eliminasi, yaitu menghindari makanan menyebab alerginya," pesannya.
Untuk memastikan anak sudah terhindar dari alergi. Bisa dilakukan fase pengenalan kembali makanan tersebut secara perlahan.
"Alergi pada anak di usia pertumbuhan ada peluang untuk sembuh. Cara mengetesnya yaitu setelah 6 bulan coba lagi dikenalkan makanannya, kalau sudah tidak ada reaksi lagi bisa dikatakan sembuh. Kecuali kalau alergi itu muncul ketika dewasa memang sudah tidak bisa disembuhkan," pungkasnya.