Alat Deteksi Covid-19 CePAD Unpad Kantongi Izin Edar Kemenkes
Tim Riset Universutas Pejajaran (UNPAD) Bandung juga berhasil mengembangkan alat deteksi cepat Covid-19 menggunakan metode deteksi antigen bukan antibody seperti yang selama ini dipergunakan. Alat deteksi ini diberi nama Deteksi CePAD sesuai semboyan “Biar CePAD asal selamat”. Deteksi CePAD juga sudah mendapatkan Izin Edar KEMENKES RI AKD 20303022358 pada tanggal 4 November 2020.
CePAD mendeteksi keberadaan antigen virus dari sampel nasal swab pada saat viral loadnya sedang tinggi (most infectious), sehingga bermanfaat untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit. Ketika divalidasi pada sampel klinis dan dibandingkan dengan PCR pada Ct value < 28, CePAD memiliki sensitivitas 85%, spesifisitas 83%, dan akurasi 84%, dengan PPV 61% dan NPV 95%. CePAD sudah melampaui requirement akurasi untuk antigen test dari WHO yaitu > 80%.
“Keunggulannya secara harga jauh lebih murah dari PCR Test, relatif cepat sekitar 15 menit dengan tingkat akurasi yang tinggi. Tentunya harus dilihat dari sensifitas dan spesifitasnya. Antigen Test ini sudah direkomendasikan oleh WHO dan juga mendapat rekomendasi dari Perhimpunan Patologi Klinis Indonesia, dan sudah digunakan beberapa rumah sakit di Jawa Barat, contohnya RS Pendidikan Unpad, Laboratorium Kesehatan. Pemprov Jabar, dan RS Sentosa Bandung,” ujar Menteri Bambang.
CePAD juga sudah dilengkapi dengan sistem trace (Portal CePAD), yaitu setiap unit memiliki barcode yang dapat terkait dengan NIK dan masuk dalam database, sehingga dapat mempercepat aksi untuk penanganan orang yang terdeteksi positif Covid-19 dan pembatasan penularan penyakit.
“Perkembangan terakhir CePAD yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Padjadjaran yang dipimpin Pak Yusuf, sudah mendapatkan produsen PT Pakar Biomedika Indonesia dan distributor PT Usaha Bersama Jabar, dan sudah mampu memproduksi per bulan sampai 500 ribu unit,” ujar Menteri Bambang.
Dalam acara Bakti Inovasi Indonesia untuk Provinsi Jawa Barat, pada Selasa 8 Desember 2020, CePAD mendapatkan apresiasi Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN). Selain itu, CePAD juga ditetapkan sebagai satu dari 27 produk inovasi hasil Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang dibagikan ke sekitar 15 kota atau kabupaten di Indonesia.
Koordinator Peneliti Diagnostik COVID-19 Unpad Muhammad Yusuf, mengatakan upaya yang dilakukan Kemenristek/BRIN ini bertujuan untuk mempercepat pemanfaatan dan daya guna produk inovasi yang dihasilkan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, sekaligus mengetahui respons pengguna terhadap kinerja produk.
Menurut Yusuf, CePAD memiliki keunggulan pada cara kerjanya dan memiliki akurasi tinggi. Yusuf mengklaim sensitifitas 85 persen, spesifitas 83 persen, dan akurasinya 84 persen (melampaui persyaratan WHO untuk uji antigen >80 persen).
Hadirnya alat skrining Covid-19 karya anak bangsa dengan akurasi tinggi dan murah ini, sangat diharapkan dapat membantu meningkatkan kapasitas testing Covid-19, sehingga memberikan rasa aman dan nyaman masyarakat, terutama di tempat-tempat aktivitas perekonomian seperti pasar, pusat perbelanjaan, dan tempat-tempat wisata yang pada akhirnya dapat menggairahkan dan menggerakkan kembali ekonomi masyarakat.
#Ingatpesanibu
Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan