Alat Baru Ini Bisa Deteksi Corona Selama 45 Menit
Pemerintah Amerika Serikat (AS) berjuang mengatasi langkanya stok alat tes virus corona. Pemerintah setempat kemudian menyetujui satu alat baru temuan perusahaan yang bermarkas di California, Cepheid. Alat tes milik Cepheid diklaim mampu mendeteksi virus selama 45 menit.
Alat itu mendapat persetujuan dari Administrasi Makanan dan Obat AS (FDA) melalui aturan darurat. Rencananya alat mulai dikirimkan minggu depan. Alat ini akan dibagikan di rumah sakit dan ruangan gawat darurat.
“Dengan peralatan baru, kami bergerak dengan ke fase tes baru, di mana tes akan lebih mudah dan aksesibel bagi yang membutuhkan,” kata Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS, Alex Azar.
Azar menambahkan jika hasil akan keluar dalam satu jam, bukan dalam hitungan hari seperti alat tes sebelumnya.
Kecepatan untuk mengeluarkan hasil tes dan ketersediaan peralatan terlihat menjadi kunci dalam upaya membendung penyebaran virus corona.
Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi, Amerika Serikat hingga kini belum memenuhi kebutuhan atas permintaan alat tes virus corona.
Banyak ahli memprediksi penundaan dan keterbatasan alat tes berisiko hilangnya nyawa, termasuk dokter dan perawat.
Alat baru yang mampu mendiagnosis selama 45 menit dipercaya bisa mengubah situasi. Menggunakan peralatan sebelumnya, sampel harus dikirim ke laboratorium pusat dan mendapatkan hasilnya dalam hitungan hari.
Diagnosis Tes Cepheid tidak membutuhkan pelatihan khusus untuk mengoperasikannya dan bisa dilakukan selama 24 jam, kata Presiden Cepheid Warren Kocmond dalam pernyataanya.
“Tes ‘Point of care’ berarti hasilnya akan diterima lembaga tempat pasien dirawat seperti rumah sakit dan UGD. Sampel tidak lagi dikirim ke laboratorium,” kata Komisioner FDA, Stephen Hahn, dialihbahasakan dari dw.com.
Lebih dari 19 ribu kasus covid-19 dikonfirmasi di Amerika Serikat, dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 270 pasien. Sekitar 10 juta orang berada dalam wilayah isolasi untuk menekan penularan corona.