Alasan yang Memuji Diri Sendiri, tentang Zuhud Imam al-Ghazali
Suatu saat, Imam Muhammad bin Wasi' (Murid Anas bin Malik) masuk ke kediaman Gubernur Qutaibah bin Muslim dengan memakai jubah dari wol kasar (pakaian khas shufi dan orang-orang miskin). Gubernur Qutaibah kemudian bertanya kepadanya:
"Apa yang membuatmu memakai mantel wol kasar?"
Imam Muhammad bin Wasi' terdiam tidak menjawab. Gubernur kemudian berkata:
"Aku berbicara kepadamu tapi kamu tidak menjawab?"
Sang Imam kemudian berkata:
"Aku tidak suka menjawab "karena zuhud" sebab itu artinya menyucikan diriku sendiri atau menjawab "karena miskin" sebab itu artinya aku mengeluh pada Tuhanku". (Sumber: Ihya' Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali)
Begitulah para imam terdahulu, mereka sering kerepotan menjawab ketika ditanya soal pilihan hidupnya yang sederhana. Mau dijawab dengan alasan yang jujur sesuai tuntutan keilmuannya tapi efeknya seolah merasa memuji diri sendiri. Di sisi lain mau dijawab dengan jawaban yang standar tapi seolah komplain pada Tuhan.
Beda dengan orang sekarang, termasuk saya, yang sering berusaha menampilkan alasan yang elit dan keren dari pilihannya. Ketika memakai pakaian sederhana bilangnya zuhud dan tidak suka duniawi padahal aslinya terpaksa karena adanya itu, ketika memakai pakaian bagus bilangnya menampakkan rasa syukur padahal aslinya karena suka keindahan duniawi, dan alasan lain-lain yang membuat dirinya seolah suci.
Demikian catatan Ust Abdul Wahab Ahmad.
Dzikir Pagi
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Yang mau baca artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yg bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس